Sabtu, 20 Maret 2021

SEJARAH FAKULTAS FILSAFAT UGM

A. Pemikiran Filsafat Nusantara Fakultas Filsafat UGM berdiri pada tanggal 18 Agustus 1967. Prestasi gemilang selalu diukir buat persembahan pada nusa bangsa. 

Butir butir kearifan lokal yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dikaji. Fakultas Filsafat UGM terus menerus mengkaji pemikiran nusantara. Sebagai sumbangan demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yaitu dengan menghayati dan mengamalkan dasar negara Pancasila. 

Untuk itu dilakukan kajian historis sosiologis dan kultural. Fakultas Filsafat UGM berprisip jasmerah, jangan sekali kali meninggalkan sejarah. Lantas perkembangan pemikiran filosofis dilacak dari masa ke masa. 

Pemikiran yang bercorak Hindu terdiri dari kama arta darma muksa. Pada tahun 1042 Empu Kanwa menyusun Kakawin Arjuna Wiwaha. Nanti diwujudkan dengan pentas wayang lakon Begawan Ciptoning. 

Nilai filsafat Budha tertuang dalam kitab Negara Kertagama karya Empu Prapanca tahun 1352. Konsep kamadhatu rupadhatu arupadhatu nirwana, sebagaimana struktur simbolis. Misalnya diwujudkan dalam sesanti kenegaraan. Yakni Bhinneka Tunggal Ika. 

Wali Sanga sejak tahun 1478 melengkapi kefilsafatan Nusantara. Syariat tarikat hakikat makrifat menjadi pedoman kenegaraan. Kasultanan Demak Bintara memadukan unsur keagamaan dan kebudayaan. 

Gagasan untuk mengembangkan filsafat makin maju. Pada tahun 1851 Sri Mangkunegara IV menyusun serat Wedhatama. Pemikiran kefilsafatan dimulai dari sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, sembah rasa. 

Bibit kawit berdirinya Fakultas Filsafat UGM berhubungan dengan sejarah Paheman Radya Pustaka. Gedung Paheman Radya Pustaka lahir pada tanggal 28 Oktober 1890 di Kepatihan Karaton Surakarta Hadiningrat.

Pendiri Paheman Radya Pustaka adalah Kanjeng Raden Adipati Arya Sasradinigrat. Atas perintah Sinuwun Paku Buwana IX yang memerintah Karaton Surakarta Hadiningrat tahun 1861 - 1893. Raja Surakarta ini menyusun Serat Warni Warni dan Serat Kedokteran. Gagasan kefilsafatan makin dalam. 

Wacana penyebaran gagasan kefilsafatan dilakukan secara sistematis integral dan komprehensif. Misalnya pada masa pemerintahan Sinuwun Paku Buwana X tanggal 1 Januari 1913 ada kemajuan pesat. Paheman Radya Pustaka menempati gedung baru yang terletak di kebon raja jalan Sri Wedari. Koleksi buku makin lengkap dengan fasilitas yang memadai.

Kajian pemikiran kefilsafatan meliputi penelitian, pengajaran, pelatihan, penyalinan dan penerjemahan. Alumni Paheman Radya Pustaka tersebar dalam beragam profesi. Seperti administratur, guru, pamong praja dan pengelola yayasan.

Bidang filsafat agama diperhatikan dengan saksama. 
Untuk pegawai yang menguturi bidang keagamaan diberi tempat khusus. Patih Sasradinigrat IV mendirikan Perguruan Mambaul Ulum. Contoh alumni yakni  Kahar Muzakir tokoh pendidikan UII, Mukti Ali tokoh perbandingan agama, Munawir Zadzali tokoh Menteri Agama. Perguruan Mambaul Ulum ini cikal bakal lahirnya IAIN di Indonesia.

Pemikiran filsafat agama mendapat porsi yang cukup. Perguruan Mambaul Ulum berpengaruh atas praktek agama jaman mutakhir. Kesadaran hidup beragama, berbangsa dan bernegara tertata rapi. 

Pegawai Paheman Radya Pustaka yang ternama adalah Prof Dr Poebatjaraka. Lahir dengan nama kecil Lesya, pada tanggal 1 Januari 1884. Belajar di Rijtsuniversitet Leiden. Orang tuanya  pengageng Karaton Surakarta Hadiningrat, KRT Poerbadipura dan RAy Semu Prawirancana. Bakat dan bekal budaya sebagai sarana pengabdian. 

Kelancaran studi nilai kefilsafatan di Paheman Radya Pustaka atas dukungan Prof Dr Notonagoro SH. Menantu Sinuwun Paku Buwana X ini pengageng Bandha Lumaksa. Bertugas sebagai kepala keuangan negeri tahun 1932 - 1938. Menikah dengan GKR Koestimah Notonagoro. Sambil menata pamulangan, putri raja kerap ura ura. 

Lagu witing klapa.

Witing klapa jawata ing ngarcapada. Salugune wong wanita. Dhasar nyata kula sampun njajah praja. Ing Ngayogya Surakarta.

Nadyan akeh wong ayu dhasar priyayi. Nanging datan merak ati. Adhuh Gusti dak rewangi pati geni. Pitung dina pitung wengi.

GKR Koestimah Notonagoro mengatur jadwal pengajaran di Paheman Radya Pustaka. Sejarah, Sastra, gendhing, tari, karawitan, batik, dhahar nyamleng, busana, bale wiswa, bebrayan diajarkan pada siswa. Materi kurikulum disusun oleh tim kasusastran yang dipimpin oleh Ki Padmasusastra.

Umumnya pengajar Paheman Radya Pustaka diambil dari abdi dalem Mandra Budaya dan Purwa Kinanthi. Mereka pernah bertugas sebagai jurnalis Majalah Retna Dumilah yang dirintis oleh Pujangga Raden Ngabehi Ranggawarsita sejak tahun 1843. Para dwija ini ahli sastra bahasa seni budaya Jawa yang mumpuni.

Notonagoro mendapat gelar Mister de Rechten dan Rechthugeschool dari Universitet Leiden Netherland. Antara tahun 1933 - 1929 mengajar di Particuliaere Algeme Middebare. Bersama dengan garwa kinasih, beliau mengembangkan seni edi peni, budaya adi luhung. Sesuai dengan prasapa Sinuwun Paku Buwana X dalam Serat Panitibaya.

Rum kuncaraning bangsa, dumunung ing luhuring budaya. Inilah pangkal dasar yang menjadi titik tolak pengkajian nilai kefilsafatan nusantara. 

B. Peresmian Fakultas Filsafat. 

Universitas Gadjah Mada berdiri pada tanggal 19 Desember 1949. Perlu dijelaskan latar belakang sosio kultural yang sedang terjadi. Menurut owah gingsiring jaman. 

Tanggal 1 September 1949 bertemu tokoh tokoh pendidikan. Pimpinan dari berbagai lembaga merancang berdirinya perguruan tinggi.

Ada lima lembaga pendidikan yang hendak bergabung.
1. Paheman Radya Laksana.

2. Perguruan Tinggi Kedokteran Kadipala Surakarta.

3. Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan Surakarta.

4. Sekolah Tinggi Farmasi Surakarta.

5. Sekolah Tinggi Pertanian Surakarta.

Pengelola pendidikan tinggi sepakat membuat universitas. Bersamaan itu pula ada usulan dari Institut Pasteur Bandung. Dipimpin oleh Prof Dr M Sardjito. Beliau tokoh intelektual dari Kabupaten Magetan Jawa Timur. Masih berhubungan kerabat dekat dengan Gubernur Suryo.

Pertemuan ilmiah ini mendapat dukungan penuh Drs Moh Hatta, Wakil Presiden RI. Koordinator acara dilakukan oleh Prof Ir Rooseno, mewakili Sekolah Tinggi Teknik Bandung. Sedangkan ilmu humaniora diwakili oleh Prof Dr Priyono. Ilmu iku kelakone kanthi laku. Jadilah Universitas Gadjah Mada. 

Tanggal 3 Maret 1949 Prof Dr Priyono berjasa meletakkan dasar dasar pengajaran sastra Jawa UGM. Disertasi Prof Dr Priyono membahas tentang cerita Sri Tanjung. Pria kelahiran 20 Juli 1905 ini punya pemikiran cemerlang. Pernah mendapat penghargaan Perdamaian Stalin Rusia. Presiden Soekarno mengangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 1957 - 1966.

Dies Natalis Fakultet Sastra Pedagogik Filsafat dan Kebudayaan diperingati tiap tanggal 3 Maret. Peringatan hari kelahiran fakultas sastra budaya ini diselenggarakan dengan acara temu ilmiah. Para alumni dengan bangga ikut serta. 

Jurusan sastra Jawa untuk pertama kali dipegang oleh Prof Dr Poebatjaraka. Sekretaris jurusan dipegang oleh Prof Dr PJ Zoetmulder. Nama begawan sastra Jawa ini boleh dibilang mendunia, arum kuncara ngejayeng jagad raya. 

Adapun Prof Dr Abdullah Sigit selaku Dekan Fakultet Sastra Pedagogik Filsafat dan Kebudayaan. Jurusan Sastra Jawa UGM berkembang pesat. Boleh disebut alumni handalan. Misalnya Prof Dr Endang Daruni Asdi, Prof Dr Damardjati Supadjar, Drs Soejono Soemargono. Dwija agung ini kelak melanjutkan perjuangan luhur Fakultas Filsafat. 

Nama Fakultas yang menaungi jurusan filsafat pada tanggal 15 September 1955 mengalami perubahan. Jadilah Fakultas Sastra pedagogik Filsafat dan kebudayaan. 

Prof Dr Poebatjaraka mendapat sebutan Empu Jawa Kuna. Atas jasanya beliau diberi penghargaan Koninklijk Institut voor Taal, Land en. Prestasi bergengsi dan prestisius. 

Dalam lapangan kebegaraan dan pemerintahan jasa Prof Dr Poebatjaraka amat besar. Di bawah kepemimpinan Sultan Hamid II bertugas sebagai Panitia Lambang Negara. Selaku anggota yaitu Prof Dr Poebatjaraka, Ki Hajar Dewantara, Prof Dr Muhammad Yamin SH, Muhammad Natsir. 

Keluarga Prof Dr PoePoebatjaraka cinta seni budaya. Istrinya bernama BRay Roosinah Poeger. Anak yang meneruskan perjuangan yaitu Prof Dr Purnadi Poebatjaraka. Beliau guru besar Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang. Pendekatan studi hukum dianjurkan untuk berdasarkan aspek nilai budaya lokal. 

Murid Prof Purnadi Poerbatjaraka yaitu Dr Amir Syarifudin SH. Beliau dosen Universitas Sriwijaya Palembang. Tahun 1996 menempuh program pasca sarjana jurusan ilmu filsafat. 

Dukungan dari Prof Dr Notonagoro untuk pengembangan pemikiran kefilsafatan Nusantara begitu tinggi. Pada tahun 1952 Notonagoro menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum UGM. Pada kesempatan ini Prof Dr Notonagoro bertindak sebagai promotor bagi Presiden Soekarno dan Ki Hajar Dewantara. Pejuang hebat inu mendapat gelar Doktor Honiris Causa. 

Masa pemerintahan Presiden Soeharto, guru besar UGM ini mendapat tugas menyusun program pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila. Populer disebut P4. Dalam kacamata budaya disebut dengan Eka Prasetya Panca Karsa. 

Anjuran Prof Dr Notonagoro agar sastra Jawa berkembang terus. Maka dilakukan usaha penerjemahan Serat Wulangreh, Centhini, Wedhatama, Pustaka Raja Purwa. Nilai filsafat dengan studi sastra memang berhubungan erat. Ibarat suruh, lumah lan kurepe. Yen disawang seje rupane. Yen digigit tunggal rasane. 

Pengajaran ilmu filsafat mendapat pengakuan layak. SK Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan no 5375 tanggal 15 September 1955. Pemerintah memberi wadah resmi, Gabungan Fakultas Umum dan Filsafat. Prof Dr Notonagoro bertindak selaku Dekan. 

Enam tahun kemudian terjadi perubahan. Tanggal 8 Agustus 1961 Fakultas Filsafat dihabus. Berdasarkan SK Menteri PTIP no 32 /1961. Disusul dengan terbitnya SK Menteri PTIP no 144 / 1962. Tanggal 17 Nopember 1962 Fakultas Umum juga ditutup. 

Gantinya yaitu dibentuk lembaga baru berdasarkan SK Rektor UGM no 1 / 1963. Pada tanggal 25 Januari 1963 diberi wadah resmi. Badan Penyelenggara Kuliah Kuliah Chusus atau BPKKC. Ilmu filsafat tetap diajarkan dengan serius. Sapa temen bakal tinemu. 

Dengan SK Dirjen Perguruan Tinggi No 90 1967 Fakultas Filsafat boleh beroperasi lagi. Tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1967 Fakultas Filsafat punya tiga jurusan. Yaitu jurusan filsafat agama, filsafat barat dan filsafat timur. Segenap civitas akademika siap untuk melakukan Jongko jangkah jangkaning jaman. 

C. Pengembangan Filsafat Kebangsaan. 

Bapak Prof Dr Damardjati Supadjar berguru langsung kepada Prof Dr Notonagoro. Pintere kaya Bung Karno, antenge kaya Bung Hatta. 

Ajaran mono dualisme Notonagoro disebut dalam berbagai forum. Manusia sebagai makhluk Tuhan dan pribadi mandiri. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat. Manusia yang terdiri dari jiwa dan raga. 

Ibu Prof Dr Endang Daruni contoh murid Notonagoro yang menekuni pemikiran kefilsafatan barat. Disertasi berjudul Imperatif Kategoris menurut Pandangan Imannual Kant. 

Cellum stellatum supra me. Lex morralis intra me. Begitu cemerlang bintang bintang di angkasa raya. Demikian norma susila di dada manusia. Pesan Imannual Kant yang digores di atas ephitapt batu nisan makam. Nasihat yang patut direnungkan. 

Soejono Soemargono ilmuwan unggul tangguh. Maha karya terjemahan dasar dasar filsafat Kattsof mengagumkan. Buku bermutu ini digunakan sebagai referensi utama ilmu filsafat di seluruh Indonesia. 

Punya putri dosen sejarah UNS. Namanya Mbak Yusi alumni mahasiswi jurusan sejarah tahun 1994. Semangat belajar dari Pak Soejono Soemargono menurun dengan sempurna. Saat ini sedang menempuh program doktor. Bersama Mas Sidik sang suami, setia mengembangkan ilmu filsafat sejarah berbasis budaya. 

Serat Wulangreh dibahas oleh Bapak Dr Sri Soeprapto lewat penelitian. Buku karya Sinuwun Paku Buwana IV ini murih padhanging sasmita. Karya raja Surakarta Hadiningrat berisi tentang wulangan wejangan wedharan. Agar manusia menjauhi sikap adigang adigung adiguna. 

Sekar gambuh. 

Sekar gambuh ping catur. 
Kang cinatur polah kang kalantur. 
Tanpa tutur katula tula katali. 
Kadalu warsa katutuh. 
Kapatuh pan dadi awon. 

Aja nganti kebanjur. 
Sabarang polah kang nora jujur. 
Yen kebanjur sayekti kojur tan becik. 
Becik ngupayaa iku. 
Ing pitutur kang sayektos. 

Tutur bener puniku, sayektine apantes tiniru,
 nadyan metu saking wong sudra papeki, lamun becik nggonne muruk,
iku pantes sira anggo. 

Ana pocapanipun. 
Adiguna adigang adigung. 
Pan adigang kidang adigung pan esthi. 
Adiguna ula iku. 
Telu pisan mati samyoh. 

Si kidang umbakipun
Ngendelelaken kebat lumpatipun. 
Pan si gajah ngendelelaken ageng inggil. 
Ula ngendelelaken iku. 
Mandine kalamun nyakot. 

Dwija minulya asma Bapak Drs Slamet Sutrisno M.Si. Beliau asal Kebondalem Prambanan Klaten. Menulis tesis yang membahas nilai kebangsaan. 

Karya Pujangga Raden Ngabehi Ranggawarsita ini berisi tentang kisah historis. Kerap menjadi acuan Prof Dr Joko Siwanto Hadiningrat M. Hum. Ahli metafisika Barat yang dipadukan nilai Pancasila. Pada tahun 2011 diwisuda sebagai abdi dalem karaton Surakarta Hadiningrat. 

Dhandhanggula 

Kuneng lingnya Rama Dayapati, angandika Sri Rama Wijaya, 
he bebakal sira kiye, gampang kalawan ewuh,
 sayekti wus ana kang kardi, 
yen wania ing gampang,
 wania ing ewuh, sabarang nora tumeka,
 gampang lawan ewuh yen abtepen dadi siji, 
ing purwa nora ana. 

Wejangan ini dilanjutkan oleh tokoh filsafat Cina. Pada tahun 2012 Prof Dr Lasio Wedyadiningrat menjadi pimpinan abdi dalem Karaton Surakarta Hadiningrat untuk wilayah Yogyakarta. Konsep Ying Yang mirip dengan jagad gumelar dan jagad gumulung. 

Pak Mudjajadi adalah ahli filsafat Jawa. Beliau mengutip tulisan  tahun 1966. Yakni Pak Subali menyusun skripsi dengan judul Serat Wiwaha Jarwa yasan Sinuwun Paku Buwana III. Tesis ini menjelaskan pemikiran Begawan Ciptawening. Agak mengesankan yaitu materi kuliah Rama Dr I Kunthara Wiryamartana. Beliau asal Klaten yang menulis Kakawin Arjuna Wiwaha pada tahun 1987. 

Disertasi yang membahas karya Empu Kanwa, jaman Prabu Airlangga raja Kahuripan. Tulisan ini memuat ajaran kefilsafatan. Pada tahun 1990 Kitab Kakawin Arjuna Wiwaha diterbitkan oleh Duta Wacana Press. Ketika mengajar sastra Jawa Kuna, Rama Kunthara penuh dengan penghayatan. 

Pucung. 

Ilmu iku kelakone kanthi laku, 
Lekase lawan kas, tegese kas nyantosani, Setya budya pangekesing dur angkara. 

Ilmu iku kelakone kanthi laku. 
Lekase lawan kas. 
Tegese kas nyantosani. 
Setya budya pangekesing dur angkara. 

Basa ngelmu mupakate lan panemu,
pasahe lan tapa,
yen satriya tanah Jawi, 
kuna kuna kang ginelung tri prakara. 

Lila lamun kelangan nora gegetun. 
Trima yen ketaman. 
Sakserik sameng dumadi. 
Tri legawa nalangsa srah ring bathara. 

Nilai kearifan lokal melengkapi penyusunan kefilsafatan Nusantara. Ulasan kefilsafatan Nusantara yang dikaji UGM bercabang beranting. Ing pangajab sami pana pranaweng kapti. Tahu hakikat sangkan paraning dumadi.

Sumber tertib hukum yang bersumber dari kearifan lokal memang penting. Misalnya Prof Dr R Soejadi SH. Pada tahun 1996 beliau berpidato tentang Pancasila. Saat menjadi Dekan tahun 2001 - 2005 Prof Dr Soejadi membimbing Dr Soetrisno R. M.Si. Bersama dengan Prof Dr Endang Daruni Asdi dan Prof Dr Timbul Haryono.

Fakultas Filsafat UGM kian maju. Dengan harapan bangsa Indonesia makmur lahir batin. Yakni berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Alumni filsafat tersebar di berbagai tempat. Sebut saja Dr Afendy Widayat M.Phil. Dr Muhammad Mukti M.Sn. Dr Hadjar Pamade. Ahli dalam bidang masing masing.

Manguwuh peksi manyura. Sawung kluruk amelungi. Wancine wus gagat enjang....

Oleh Purwadi, Wafi Gama, Warga Alumni  Filsafat Gajah Mada.  hp 087864404347.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar