Rabu, 30 Desember 2020

SEJARAH KAYU JATI CEPU

 

A.            Jenis Jenis Kayu Jati Cepu.

Wilayah Cepu memiliki kekayaan kayu jati yang bermutu tinggi. Cepu Bojonegoro, lor Rembang kidul Blora, nengetan Tuban Babad lan Lamongan, Gresik Surabaya.

Lingkungan jati Cepu menawan selalu. Pemilihan kayu jati harus sesuai dengan bangunan yang dirancang. Jenis jenis kayu jati beragam rupa.

Kawruh kalang memuat pedoman tentang bangunan yang dibuat dari kayu jati. Diuraikan dalam serat Centhini karya Sinuwun Paku Buwana V, Raja Karaton Surakarta Hadiningrat tahun 1820-1823. Keterangan tentang kayu jati berhubungan dengan paugeran urip.

SEJARAH TARI GAMBYONG SEBAGAI LAMBANG KESUBURAN

 

A.            Asal Usul Tari Gambyong

Tari gambyong sesungguhnya berhubungan dengan bidang pertanian. Sajian tari gambyong dipersembahkan untuk menghormati kehadiran Dewi Sri. Dalam kepercayaan kejawen, Dewi Sri adalah bidadari yang mengayomi para petani. Dewi Sri dipercaya sebagai pengurus kemakmuran.

Cerita Dewi  Sri yang dihormati oleh masyarakat Jawa dimulai ketika Ki Ageng Tarub akan menikahkan putrinya yang bernama Dewi Nawangsih. Pada waktu malam midodareni dewi Nawangwulan turun dari kahyangan. Dewi Nawangwulan adalah istri Ki Ageng Tarub yang berasal dari Karang Kawidodaren. Dewi Nawangsih menikah dengan Raden Kejawan atau Lembu Peteng putra Prabu Brawijaya V Raja Majapahit.

SEJARAH SENI SANDIWARA KETHOPRAK

A. Perkembangan Sandiwara Kethoprak

Kethoprak merupakan jenis kesenian sandiwara Jawa. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan yang berkuasa tahun 840 – 856 telah dikembangkan seni sandiwara. Lakonnya tentang kisah percintaan Raden Bandung Bondowoso kepada Rara Jonggrang. Pementasan ini bersamaan dengan peresmian pemugaran candi Prambanan.

Pada jaman kerajaan Singosari pada tahun 1223 diadakan pagelaran sandiwara ceritanya tentang perjalanan Dewi Kilisuci. Putri Raja Airlangga ini menjadi pertapa yang sangat sakti mandraguna. Berkat kesaktiannya Dewi Kilisuci dianggap sebagai sesepuh kerajaan Jenggala dan kerajaan Daha. Segala keputusan Dewi Kilisuci menjadi pertimbangan utama bagi pelaksanaan kebijakan negara.

SEJARAH SENI SANDIWARA LUDRUK JAWA TIMURAN

A. Ludruk Sebagai Sajian Seni Kerakyatan 

Seni ludruk berkembang di kawasan Jawa Timur sejak kota Surabaya dipimpin oleh Pangeran Pekik pada tahun 1618. Pementasan seni ludruk mengambil lakon kehidupan sehari-hari. Tokohnya terdiri dari lurah, carik, kamituwa, jagatirta, jagabaya dan kebayan. 

Kanjeng Ratu Pandansari memiliki usaha perkebunan di daerah Somobito Jombang. Untuk menghibur karyawan yang bekerja di kebun maka diadakan pentas sandiwara ludruk. Pada pentas tahun 1619 kali ini panggung dan kostum dibuat sangat megah. Lakonnya mengambil cerita Naga Baru Klinthing. Unsur kesaktian dan keteladanan sangat diutamakan dalam pementasan. 

Cerita tentang perjuangan Arya Wiraraja dipentaskan di Tambaksari Surabaya pada tahun 1813. bertindak sebagai sponsor yakni Raden Ajeng Sukaptinah putri Bupati Pamekasan Madura. Tujuan pentas ludruk kali ini agar arek-arek Surabaya mewarisi nilai kepahlawanan yang pernah dilakukan oleh Arya Wiraraja dalam membantu berdirinya kerajaan Majapahit.  

SEJARAH KULINER MASAKAN TRADISIONAL

A. Masakan Pesta Kenegaraan. 

Suguhan untuk pesta kerajaan Majapahit dipelopori oleh Prabu Jayanegara pada tahun 1316. Juru masak dihadirkan dari bawah kaki Gunung Bromo. Tepatnya daerah Lumajang. 

Sultan Trenggana punya hajad mantu
pada tahun 1532. Ratu Kalinyamat menikah dengan Pangeran Hadirin, putra raja Samudra Pasai Aceh. Pernikahan agung dengan suguhan kuliner terpilih. Makanan khusus dari Sabang sampai Merauke tersedia berlimpah ruah. 

Bangsawan yang menguasai Selat Malaka ini terkenal kaya raya. Pangeran Hadirin amat pemurah untuk kegiatan sosial. Punya usaha mebel, Kayu jati, semen, hasil bumi, pelayaran dan pelabuhan. Pasangan Pangeran Hadirin dan Ratu Kalinyamat menjadi donatur Kasultanan Demak Bintara.