Jumat, 08 Desember 2023

BABAD BANYUMAS

A.  Banyukerto Menjadi Banyumas

Serat Babad Banyumas memberi informasi yang terang benderang. Kawibawan kawidadan kabagyan lan kamulyan berkilauan. Tepa palupi merupakan tuntunan yang bersumber dari paugeran para leluhur. 

Pada masa kerajaan Demak Bintara nama Banyumas masih disebut Banyukerto. Wilayah ini langsung diperintah oleh Kadipaten Semarang. Pembina wilayah Banyukerto dipegang oleh Ki Ageng Pandan Aran. Pembesar kadipaten Semarang ini masih keturunan Adipati Yunus Syah Alam Akbar, Sultan Demak Bintara.

Kamis, 07 Desember 2023

TOMBAK KYAI TUNDHUNG MADIYUN

A. Asal Usul Madiyun. 

Pusaka tombak Kyai Tundhung Madiyun sangat wigati. Berturut-turut digunakan sipat kandel oleh Kraton Demak Pajang Mataram. Pusaka ini sungguh ampuh wutuh tangguh. 

Pangeran Timur adalah Bupati Madiyun yang pertama putra Sultan Trenggono. Membawa tombak Kyai Tundhung Madiyun. Dulu diperoleh bersamaan dengan Ratu Kalinyamat saat tapa di gunung Danaraja. 

Saat memegang pimpinan Madiyun, pangeran Timur mengembangkan cita rasa. Sego pecel Madiyun memang enak edi mirasa. Beras pulen buket didang ditapung dan dikaru dengan piranti pawon. Rencek dijadikan kayu bakar dengan nyala kebiru biruan. 

Retno Dumilah ahli membuat cita rasa tinggi. Lauk pauk utama sego pecel Madiyun terdiri dari rempeyek, opak, lempeng. Lebih lengkap ditambah tahu dan tempe goreng. Sembel terasa pedas sampai air mata menetes. Tanda lega puas. 

Estetika Madiyun dikembangkan. Bungkus sego pecel terbuat dari godhong jati. Pincuk godhong jati menambah rasa enak gurih. Kulupan daun tela, lembayung, Kembang turi menyertai sego pecel. Disantap sambil duduk lesehan di atas tikar gumelar. 

Senin, 04 Desember 2023

AMANGKURAT MEMBANGUN PABRIK KECAP DI GROBOGAN

 1. Industri Kuliner 

Raja Mataram Amangkurat aktif dalam kegiatan ekonomi kreatif. Pabrik kecap dibangun untuk mendukung industri kuliner. Misalnya usaha swike, sate, soto, timlo, bakso, bakmi dan bakwan . Bertempat di Purwodadi Grobogan. 

Bahan baku pembuatan kecap berlimpah ruah. Amangkurat memiliki lahan luas yang ditanami kedelai. Sepanjang gunung Kendheng cocok untuk pertanian. Palawija tumbuh subur. 

Untuk itu perlu mengenang jasa raja Mataram. Tata cara gantos singep berlangsung pada hari Minggu Legi, 23 Agustus 2023. Karaton Surakarta Hadiningrat tiap tahun mengadakan upacara adat ganti singep. Orang Jawa mengatakan dengan istilah langse atau luwur yang bermakna kelambu. 

Raja Mataram Pelopor Tambang Emas bernama Sri Susuhunan Amangkurat Tegalarum. Pada tanggal 24 Apri 1646 Amangkurat, raja Mataram mendirikan istana Kedhaton Pamase di Lesmana Ajibarang Banyumas. Istana ini sekaligus kantor usaha pertambangan yang terkenal di kawasan Asia Tenggara. 

Usaha pertambangan emas itu dilakukan di desa Pancurendang kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Keahlian Amangkurat dalam bidang pertambangan diperoleh semasa belajar di Negeri Jerman. 

Bagaimana biografi raja Mataram ini? Nama kecil Amangkurat Banyumas atau Amangkurat I atau Amangkurat Agung yakni Gusti Raden Mas Sayidin. Ayahnya adalah Sultan Agung Hanyakra Kusuma raja Mataram tahun 1613-1645. Ibunya adalah Ratu Batang.

Minggu, 03 Desember 2023

Pawiyatan Among Beksa

Pada hari Minggu pukul 12 siang diselenggarakan gladen among beksa. Bertempat di bale smarakata. Peserta terdiri dari guru, remaja, praktisi dan pelestari seni. 

Gladhen kali dilakukan pada hari Minggu,3 Desember 2023. Pelatihnya langsung diasuh oleh wayah dalem Raden Ajeng Nufarida Rahmalina. Sanggar tari ini dibina oleh GKR Wandansari. Pengageng Sasana Wilapa membawahi lembaga mandra budaya. Kraton Surakarta berkepentingan mengajari pakem gerak beksan dalam rangka ritual kerajaan. 

Misalnya tingalan jumenengan raja pasti disertai dengan Bedaya ketawang. Tari sakral ini melambangkan kemakmuran negeri. Tanaman tumbuh subur. Hama akan pergi menjauh. Panen berlimpah ruah. Petani gembira ria. 

Tari Bedaya Ketawang merupakan beksan sakral. Ditarikan tiga belas penari yang suci lahir batin. Dalam keadaan masih gadis dan tidak sedang nggarapsari atau menstruasi. Ritual kerajaan ini berlangsung turun temurun. Untuk perlu dipingit selama tujuh hari. 

Jumat, 01 Desember 2023

Pengamalan Pancasila lewat Jalur Budaya

Dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Kesadaran tentang arti penting Pancasila perlu dilakukan oleh segenap warga bangsa. 

Sanggar Pustaka laras melakukan inovasi estetis. Lewat lagu lancaran nilai Pancasila dilatih buat peserta kursus. Jiwa kebangsaan dibina. 

Notasi dan syair

Lagu Pancasila Dasar Negara, 

dengan laras pelog pathet nem. 

Lagu Pancasila

Buka 2    1    2    1     5    5

Umpak

6    5    6    1     3    2    6    5

7    6    4    6     2    3    6    5

Kamis, 30 November 2023

Darma Bakti Abdi Dalem Kraton

Ulang tahun abdi dalem Pakasa tanggal 29 November 2023 sangat meriah. Tiap daerah melakukan ritual wilujengan. Suka sukur awit kersane Kang Murbeng Dumadi. 

Organisasi PAKASA abdi dalem kawula karaton Surakarta berdiri pada tanggal 29 Nopember 1931. Masa kepemimpinan Sinuwun Paku Buwana X. Ketua pertama dijabat oleh BRM Singgih. Kerabat kraton ini aktif dalam kegiatan di Paheman Radya Pustaka. Konsultan dan editor penerbit Balai Pustaka. 

Dari silsilah keluarga BRM Singgih masih keturunan Paku Buwana IX raja tahun 1861-1893. BRM Singgih juga berdarah pujangga Kyai Yasadipura. Keluarga ini gigih memperjuangkan kemajuan literasi klasik. 

Pakasa mengalami masa keemasan tahun 1933 - 1938, ketika dipimpin Wuryaningrat. Saat itu Wuryaningrat pengurus Budi Utomo. Anggota Budi Utomo meluas sampai Medan Sumatera Utara. 

Rabu, 29 November 2023

SEJARAH KABUPATEN PURWAKARTA

A. Arti Nama Purwakarta

Purwakarta berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Purwa dan Karta. Kata purwa bermakna permulaan, asal-usul, kuna, klasik, awal, pertama, dahulu, lampau, silam, dulu, timur. Kata karta berarti kerja, karya, makmur, sejahtera, giat, ramai, meriah, megah, mewah, indah, anggun, agung, mulia. Dengan demikian Purwakarta memiliki makna asal mula pekerjaan yang membawa kemakmuran.

Harapan besar itu disampaikan oleh Raden Adipati Aria Suriawinatapura pada tanggal 18 Juli 1834. Orasi budaya di Pendopo Purwakarta dihadiri oleh Sri Susuhunan Paku Buwana VII, raja Surakarta Hadiningrat. Hadir pula Raden Ngabehi Ranggawarsita, seorang pujangga yang produktif dalam menulis kitab klasik. Sarasehan kebudayaan ini dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang unggul, tangguh, dan bermartabat.