Dalang Purwadi
Ringkasan Cerita.
1. Babad Banyumas merupakan kisah yang berwibawa pada jaman raja Sri Susuhunan Amangkurat Agung. Alkisah Prabu Puntadewa raja Amarta bersama Prabu Kresna dan Prabu Baladewa. Tiga raja ini melakukan studi banding ke kedhaton Pamase di Lesmana Ajibarang Banyumas. Ibukota Mataram ini memang wilayah yang panjang punjung pasir wukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja.
2. Saat itu kedhaton Pamase di Lesmana Ajibarang Banyumas merupakan ibukota Kerajaan Mataram sejak tahun 1647. Rajanya bergelar Kanjeng Sri Susuhunan Amangkurat Agung yang memerintah tahun 1645 - 1677. Narendra gung binathara mbahu dhendha nyakrawati, ambeg adil para marta, ber budi bawa laksana, memayu hayuning bawana.
3. Dialog antara Prabu Puntadewa, Prabu Kresna dan Prabu Baladewa dalam rangka studi banding. Dialog kenegaraan dengan Amangkurat Agung berlangsung di kedhaton Pamase di Lesmana Ajibarang Banyumas. Kewibawaan negeri sungguh berseri. Ibarat kang cerak manglung, kang tebih mentiyung. Sami pasok glondhong pangareng areng, peni peni raja peni, guru bakal guru dadi.
4. Garwa prameswari Sri Susuhunan Amangkurat Agung bernama Kanjeng Ratu Wiratsari atau Ratu Kencana. Prameswari Sri Susuhunan Amangkurat Agung membangun kota Purwokerto. Ratu Wiratsari memang mustikaning putri, tetungguling widodari.
5. Tema dialog tentang sukses Mataram yang beribukota di Lesmana Ajibarang Banyumas, telah berhasil mewujudkan perdamaian dan kemakmuran dunia yang berkeadilan, dengan prinsip kama Arta Darma Muksa.
4. Atas bujukan Sengkuni, Raja Astina Prabu Duryudana tidak berkenan atas kunjungan Amarta ke Mataram. Gerombolan pengacau dunia ini menyerang Banyumas, dengan taktik adu domba. Dicari kawan angkara murka yang bisa diajak sekongkel. Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti.