Minggu, 14 Februari 2021

SEJARAH DANAU TOBA

A. Danau Toba Sumber Kekuatan Jiwa Raga. 
Dalam sejarahnya danau Toba diperintah oleh Sopo Guru Tatae Bulan. Leluhur orang Batak ini memberi semangat untuk berjaya di sepanjang masa. 

Luas danau Toba termasuk danau vulkanik terbesar di dunia. Panjang 106 km. Lebar 32 km. Perairan danau Toba dikelilingi huran dan pegunungan. Sedap indah mata memandang. 

Dengan kedalaman 507 m, lalulintas danau Toba berjalan lancar tiap hari. Perahu datang pergi silih berganti. Barang dan jasa diangkut lewat danau Toba . Orang memutar roda ekonomi. Kehidupan masyarakat danau Toba berlangsung menurut hukum alam yang berlaku. 

Oleh karena lingkungan danau Toba perlu dijaga. Kebersihan alam harus dirawat. Tak boleh bawa kotoran. Jangan bikin kerusakan. Itulah ajaran luhur Sopo Guru Tatae Bulan. 

Mala petaka karena kesalahan manusia. Umumnya demi kesenangan lantas menempuh jalan pintas. Misalnya kecelakaan perahu feri pada tanggal 18 Juni 1918. Kapal feri tenggelam bersifat magis spiritual. Peringatan agar waspada dalam hidup. 

Bukit barisan berjajar jajar menghias suwarna dwipa. Pegunungan yang membentang sepanjang pulau Sumatera ini melalui pula lingkungan sekitar danau Toba. Begitu megah mewah gagah indah. Rasa yang bergelora pasti tergugah. 

Jiwa Pendidik berbasis budaya menyelimuti tekat generasi. Muncul kepemimpinan dari lingkungan danau Toba. 

Jelas danau Toba memuat ajaran kearifan lokal secara simbolis. Pendidikan menjadi unsur yang utama dalam penyelenggaraan pembangunan nasional. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan sebaiknya tetap memperhatikan aspek budaya.

Belajar dari lingkungan danau Toba memang perlu. Dengan demikian peserta didik tetap berpangkal dari jati diri dan kearifan lokal yang telah diwariskan oleh leluhurnya secara turun temurun. 

Pengalaman adalah guru yang sangat baik. Dari pengalaman itulah seseorang dapat mengalami proses pembelajaran. Anak keturunan lingkungan danau Toba telah memberi contoh kesuksesan. Namanya Drs. Joni Walker Manik, MM. Begitu tinggi penghayatan atas lingkungan danau Toba. Jadilah pribadi yang bijak bestari. 


Pengabdian menjadi titik tolak jejak langkah. Joni Walker Manik menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai. Sebelumnya juga pernah mendapat tugas yang beragam di lingkungan pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. 

Alam danau Toba memberi semangat kebijaksanaan. Jauh dari jabatan struktural, Pak Joni Walker Manik adalah seorang guru, pengajar atau pendidik yang berpengalaman.

Penampilan Pak Joni sebagai trah alam Danau Toba sungguh luwes. Tutur katanya terukur. Boleh dikata amat fleksibel. 
Tentu saja banyak kawan. Di mana saja berada, orang berdatangan untuk sekedar ngobrol, bercakap, bincang bincang dengan tema apa saja. Gelak tawa dan canda ria menghias suasana. Jelas sekali kalau Pak Joni memiliki selera persahabatan. Terlebih lebih saat beliau berdinas, para wartawan ramai berjubel. Mereka dilayani dengan ramah tamah. Raut muka mereka bersinar sinar. Tanda bahwa hubungan mereka amat akrab.

Postur badan Pak Joni Walker Manik tinggi besar. Dari dekat jauh selalu tampak gagah, agung, anggun. Cocok jadi seorang pemimpin. Busana macam apa pun pantas dipakai. Saat santai pakai kaos oblong. Kelihatan ganteng juga. Situasi formal menggunakan jas berdasi, juga bertambah wibawa.

Aura danau Toba menguatkan jiwa. Bekal menjadi pemimpin memang lebih dari cukup. Ditambah kualitas suara yang mantab. Kalau berpidato pandai memilih kata, pintar menyusun kalimat. Para pendengar menjadi betah menyimak. Setiap kata yang meluncur pasti mengandung arti.

Memimpin rapat bagi Pak Joni merupakan kegiatan sehari hari. Anak buah penuh dengan perhatian. Tiap pikiran dan ungkapan diperhatikan oleh anak buah. Perintah Pak Joni bila dilaksanakan tentu banyak gunanya. Misalnya para guru yang mengikuti pelatihan, tak diperkenankan meninggalkan tempat sebelum acara selesai. Mereka kompak, taat dan patuh. Kata Pak Joni seorang harus menjadi contoh tentang praktek pendidikan karakter.

Pamor adalah pancaran kewibawaan. Bagi Pak Joni pamor merupakan harga diri dan kewibawaan yang perlu dijaga dengan kerja keras dan prestasi. Tidak ada tawar menawar. Prestasi gemilang mendatangkan prestise yang berkilauan. Maka seseorang perlu meraih prestasi.

Pola kepemimpinan yang bersandar kearifan lokal danau Toba terbukti nyata. Kesan pesan dari para Satpol PP, pegawai honorer, tukang sapu dan sopir diutarakan dengan jujur. Rata rata orang kecil ini menaruh hormat pada Pak Joni. Dengan gelak tawa mereka kecipratan rejeki. Pak Joni merupakan pejabat yang murah hati. Uang receh selalu tersedia dan terbuka. Pegawai bawahan ini seolah olah mendapat anugerah yang berlimpah ruah. Contohnya Sri Mulyani dan Diah, juru ketik handal dari Yogya. 

Betapa bahagia mereka ini saat mendapat kiriman dari Pak Joni. Priyayi Batak ini begitu perhatian pada orang lain. Doa mereka lantas mengalir. Semua orang kecil yang mendapat perhatian akan muncul sikap hormat, patuh, segan. Mereka seraya berdoa dengan tulus ikhlas.

Lingkungan danau Toba bisa digunakan untuk refleksi. Meditasi kultural berlangsung lama. Masyarakat tradisional Batak patuh pada adat istiadat. 

B. Pendidikan Karakter Dari Danau Toba. 
Danau Toba menawarkan butir butir kearifan lokal. Manusia mesti belajar dari alam. 
Misalnya kokoh dalam berprinsip, luwes dalam penampilan. 

Pandangan hidup seseorang selalu berhubungan dengan pola pikir serta tindakan. Luwes dalam penampilan, tegas dalam prinsip. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan jiwa seorang pemimpin seperti Pak Joni Walker Manik. Kebijaksanaan dan improvisasi kepemimpinan dilandasi dengan prinsip yang benar serta kepribadian yang kokoh. Hasilnya adalah kegiatan yang produktif, tepat guna dan berhasil guna. Aktivitas Dinas Pendidikan berjalan sesuai dengan rencana. 

Danau Toba membentuk suasana jiwa. Pemimpin dan bawahan bergerak sesuai dengan tupoksi, tugas pokok dan fungsi. Program Dinas Pendidikan Serdang Bedagai dilakukan dengan kompak dan penuh kekeluargaan. Semua anggota merasa memiliki hak dan kewajiban yang sama. Suasana yang kondusif ini berkat kerja sama yang baik antar anggota dan pimpinan. Ujung ujungnya demi kemajuan bagi seluruh warga Serdang Bedagai.

Leluhur Batak memang darah asli asal usul Pak Joni Walker Manik. Bahkan beliau aktif menjadi pemimpin paguyuban Batak. Di bawah komando Pak Joni paguyuban  budaya Batak berjalan lancar, berkembang dan maju. Potensi dan kreativitas orang Batak tersalur lewat organisasi sosial budaya. Mengurus organisasi sosial budaya pasti memerlukan biaya. Dengan cekatan Pak  Joni mengeluarkan dana pribadi. Mengelola kegiatan budaya jelas jauh dari keuntungan finansial. Mengelola kegiatan kemasyarakatan harus berani tombok. Pak Joni Walker Manik dengan trampil mengelola organisasi sosial budaya sampai berhasil. 

Kerabat atau Kerukunan Masyarakat Batak merupakan wadah budaya. Barangkali aktivitas lain bisa mencontoh perjuangan sosial budaya yang dilakukan oleh Pak Joni. Sekedar acuan teladan yang baik.

Namun demikian, Pak Joni punya toleransi atas keberagaman budaya. Tak tanggung tanggung beliau nanggap seni budaya Jawa. Kerap tampil membina seni kerawitan Jawa. Anak anak yang berpotensi diberi arahan dan binaan. Mereka diberi kesempatan belajar, latihan seni budaya. Contoh saat latihan seni tembang, kerawitan dan pedalangan. Pak Joni Walker Manik hadir terus. Beliau memberi semangat buat anak muda, agar terus berkreasi seusai dengan bakat masing masing.

Wadah budaya amat berguna. Kerabat adalah Kerukunan Masyarakat Batak. Organisasi ini bekerja sama dengan Paguyuban Suko Budoyo yang terletak di Jl. Batang Terap Perbaungan menjadi sarana pelatihan dan pembelajaran kolektif. Anak anak muda dengan latar belakang suku, agama dan budaya bersama-sama menghayati dan melak-sanakan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Pada hari Rabu tanggal 14 Agustus 2019 ada kenangan istimewa. Pak Joni Walker Manik naik mobil sendiri. Tanpa sopir dan teman, parkir di halaman Bandara Kualanamu. Tampak gesit dan cekatan. Makan malam di Lubuk Pakam Deli Serdang, tak lama kemudian handai taulan berdatangan. Jelas sekali kawan Pak Joni berasal dari berbagai kelompok. Beliau tokoh Batak yang disegani. Anak buahnya, yaitu Pak Suriadi dan Pak Jawaner menyusul pula. Jadilah suasana akrab.

Jamuan makan malam itu digunakan untuk menata program. Pagi harinya dilakukan pelatihan oleh Pendidikan Luar Sekolah yang dinaungi Dinas Pendidikan Sergai. Kepala bidang yaitu Ibu Murni bersama dengan Pak Wira dan Pak Faisal berkunjung ke PKBM Pegajahan, PKBM Perbaungan dan PKBM Nur Habibi. Pada kunjungan PKBM Pegajahan benar benar sempurna. 

Lingkungan danau Toba itu akrab dengan seni olah vokal. Lagu-lagu yang bernuansa pendidikan, tata krama dan kebangsaan dinyanyikan bersama. Lagunya yaitu: Serayu Banyumas, Budhal Sekolah, Cikal Klapa, Wajibe Murid, Kembang Blimbing, Jago Kluruk.

Proses belajar buat bapak dan ibu guru PAUD sungguh bikin senang dan bahagia. Hasilnya dibuat rekaman. Dengan maksud agar bisa ditiru dan ditularkan buat pengajar lain. Dengan demikian latar lagu pun dibuat selaras dengan tema lingkungan sekitar.

Orang Batak di lingkungan danau Toba sangat menjunjung tinggi rasionalitas. Maklum di sini berkembang pemikiran empiris dan kritis. Tapi tetap setia dan menjunjung tinggi etika. 

Namun demikian Pak Joni Walker Manik bisa menyelaraskan antara modernitas dengan tradisi. Tiap punya permasalahan, Pak Joni tidak lupa berdoa pada leluhur. Bahkan beliau sering berziarah di Danau Toba. Kadang kadang meditasi di Pulau Samosir. Pak Joni begitu percaya pada leluhur yang tinggal di Danau Toba.

Ketika berkunjung di Yogya tak lupa melakukan meditasi di Parang Kusumo. Beliau yakin bahwa Kanjeng Ratu Kidul masih bertalian erat dengan sistem kepercayaan yang ada di  Tanah Batak. Kegiatan spiritual ini mampu memberi spirit, semangat, tenaga dan energi pada perjuangan Pak Joni Walker Manik. Kepala Dinas Pendidikan ini memang menghayati tradisi yang sudah berkembang berabad abad di negeri tercinta.

Penghormatan pada pembesar negeri tak perlu diragu-kan lagi. Pak Joni dan ibu sempat ziarah di makam Pak Harto. Menurut Pak Joni Presiden Soeharto mempunyai jasa besar pada negara. Makam Pak Harto di Mangadeg Matesih Karanganyar Jawa Tengah tiap hari ramai dikunjungi oleh kerabat dan pengikut. 

Jasa dan warisan pak Harto bisa dilanjutkan oleh generasi penerus supaya kejayaan bangsa tetap berlanjut. Supaya kejayaan bangsa tetap berlanjut. Pak Harto berkuasa sekitar 32 tahun dan mampu membuktikan kejayaan di Indonesia. Perdana Menteri Singapura dan Malaysia amat menghormati Pak Harto sebagai pahlawan besar.

Kesetiaan Pak Joni pada kawan terbukti saat jagong manten Dimas di Jember Jawa Timur tahun 2018. Beliau mengantar mas Yudi di stasiun sampai pukul 24.00. Para pengantar diajak ngobrol dan diskusi sambil ngopi bareng. Jiwa danau Toba menguatkan seseorang untuk bermitra. 

Toba adalah danau untuk berkaca. Tampak jiwa kepemimpinan Pak Joni yang mengajak ke pantai. Di sana beliau nyewa mobil untuk kegiatan. Waktu tiga hari berlangsung dengan lancar, Pak Joni dan Bu Joni tampil sebagai pengayom yang baik bagi anak buahnya. Pasangan ini memang serasi dan harmonis. Semoga lestari sepanjang masa.

Danau Toba sumber inspirasi. Kewibawaan Pak Joni tampak saat acara pelatihan bagi guru di Pantai Cermin. Hujan deras mengguyur. Para guru maunya akan pulang lebih awal. Apa kata Pak Joni ? Tidak boleh. Dilarang pulang guru harus memberi teladan yang baik. Hujan bukan alasan untuk mbolos. Kasihan uang rakyat. Sudah dibayar dan diberi uang saku. Kenapa tega, mbolos. Tidak baik. Pendidikan karakter harus ditegakkan. Para guru pun lantas patuh. Itulah wibawa yang terpancar dari seorang pemimpin.

Menjalin relasi juga dianggap penting. Pak Joni memimpin rombongan ke Yogyakarta bersama ibu ibu. Hadir pula Bu Kirman selaku ketua Tim Penggerak PKK. 

Kesempatan ini digunakan untuk silaturahmi pada ibu Prof. Dr. Aliyah Rasyid Baswedan. Beliau ibunda Mas Anies Rasyid Baswedan, Gubernur DKI Jakarta. Suasananya yang akrab terjalin bagus. Rombongan mendapat wawasan, ilmu dan pengalaman. Bu Aliyah memberi wejangan yang berguna. Juga sewaktu Anies menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pak Joni sempat satu meja saat makan siang. Ada lagi kesempatan berkunjung di rumah Kanjeng Angling Kusumo di Pura Pakualaman. Semua kunjungan itu bentuk silaturahmi. 

Tokoh yang berasal dari lingkungan perairan danau Toba belajar dari berbagai sumber. Pengetahuan diperoleh dengan langsung berguru pada alam dan manusia. 

C. Daya Magis Danau Toba. 
Masyarakat Batak percaya bahwa danau Toba punya daya magis. Oleh karena itu alam mesti dihormati. Lingkungan harus dijaga, dirawat dan dilestarikan. 

Belajar pada alam dilakukan oleh Pak Joni Walker Manik dengan mengunjungi tanah leluhur yang berada di Pulau Samosir. Sedapat dapatnya orang harus menyadari asal usulnya. Kata Bung Karno ‘Jas Merah’ atau jangan sekali kali meninggalkan sejarah. 

Dengan mengingat asal usulnya maka seseorang akan mengetahui jati dirinya. Guna memperkokoh kepribadian bangsa. 

Pulau Samosir dianggap oleh komunitas Batak sebagai tempat yang memiliki peradaban besar. Leluhur Batak diyakini dulu berasal dari Pulau Samosir. Oleh karena orang Batak senantiasa memuliakan Pulau Samosir. Pada bulan Agustus 1918 Pak Joni mengundang kerabat dan sahabat untuk datang ke pulau Samosir.

1. Lagu Danau Toba

Memang segarnya air Danau Toba 
Hilang letihnya datanglah bergembira 
Airnya bening menyejukkan hati 
Marilah ingat tindakan yang suci

2. Wisata Toba
Danau Toba tempatnya darma wisata 
memang indah nyata perairan di Sumatra 
hilir mudik yang datang bikin hati senang 
Menyeberang naik prahu pasti jadi rindu
Slalu mikir kuliner di Samosir
Hari hari libur berharap terhibur
Semua berseri besok kerja kembali. 

Berangkat dari Perbaungan Sergai. Diantar oleh Kanwil Dinas Pendidikan Sergai lewat jalan tol terus kota Tebing Tinggi. Mumpung ada waktu beli oleh oleh untuk bekal perjalanan. Tak lupa makan siang dengan lauk burung goreng, lalapan, sambal dan sayur genjer. Cukup untuk menambah tenaga. Lewat Pematang Siantar, Simalungun. Jalannya macet sekali. Terpaksa jalan pelan pelan. Sampailah di dermaga Parapat.

Naik kapal penyeberangan. Teringat musibah tenggelamnya kapal feri di Danau Toba tanggal 18 Juni 2018. Ini pelajaran penting untuk berhati hati. 

Sempat menjadi berita yang hangat, panas dan lama. Kenangan berita itu membuat hati kuatir juga. Penumpang berjubel.  Hawa panas. Tapi rata-rata usia mereka masih muda. Tampak muka mereka senang berseri. Tanda kalau sedang jadi wisatawan domestik. Tentu saja sama bergembira. Suasana hangat. Ditengah tengah itu mereka bernyanyi bersama.

Musim liburan banyak orang melancong. Orang Batak akan mengajak anak cucu ziarah ke Pulau Samosir. Bagi masyarakat Batak, Pulau Samosir merupakan tempat keramat. Bahkan di sinilah nenek moyang orang Batak tinggal. 

Raja Batak yang dianggap sebagai leluhur yaitu Sopo Guru Tatae Bulan. Raja Batak ini dianggap sakti mandraguna. Kerajaannya berada di atas pegunungan yang tinggi. Keturunan Sopo Guru Tatae Bulan ini dipuja oleh orang Batak. Keyakinan asli Batak tetap berkembang sampai sekarang.

Pak Joni dan Bu Joni menjemput di Dermaga Tomok. Wilayah wisata ini cukup terkenal. Di sana terdapat oleh oleh yang meliputi makanan, pakaian, souvenir, alat musik, cinderamata, anting-anting, perhiasan, kalung, kain tenun ulos. 

Dari Dermaga Tomok Pak Joni nyetir sendiri. Kanan kiri bukit terjal dengan pemandangan nan elok. Sebelah kanan perbukitan  sebelah kiri tepi Danau Toba.  Sekali tempo air danau Toba memantulkan sinar matahari. Di seberang berkeliling bukit barisan yang anggun dipandang mata. 

Setiap perjalanan jumpa makam orang Batak yang tersusun rapi. Umumnya orang Samosir memiliki makam keluarga. Tidak dikenal jenis pemakaman umum. Makam keluarga ini dibuat megah mewah. Sudah diketahui umum bahwa upacara adat pemakaman berlangsung lama sekali. Tentu dengan biaya tinggi. Hidup sesudah di dunia mendapat perhatian besar. Semakin tinggi status seseorang, makin besar pula proses penghormatan pada keluarga.

Menurut Pak Joni makam yang ditumpuk ini menghemat tanah.
Lokasi makam tidak perlu melebar. Tetapi lama kelamaan akan menjulang tinggi. maka yang mati terlebih da-hulu, tulang belulang diambil. Lantas ditumpuk di atas. Orang yang paling belakang mati letaknya paling bawah. Sepanjang jalan tampak makam yang indah, asri dan mirip istana.

Rumah adat orang Samosir juga beraneka rupa. Rumah adat ini cocok buat upacara adat. Tentu saja ongkos bikin rumah adat dengan biaya besar.

Kayu kayu yang dibuat mesti memilih kualitas prima. Perlengkapan lain mesti memerlukan ongkos. Dengan demikian pemilik rumah tradisional rata rata berasal dari keluarga terpandang. Harus diakui bahwa banyak insan terpelajar yang berasal dari Pulau Samosir. Mereka jadi orang terkenal di Medan, Jakarta, Yogyakarta dan kota besar lainnya. Orang Samosir mempunyai kesadaran tinggi.

Anak anak Pulau Samosir bersekolah sampai cukup pendidikan. Warga Samosir sukses dalam bidang pemerintahan, politik, bisnis, ekonomi, seni dan pendidikan. Sukses gemilang ini berpengaruh pada gengsi pulau Samosir.

Jalan jalan di Pulau Samosir begitu halus dan mulus. Tepi Samosir terdapat jalan lingkar pulau. Jalan ini begitu mudah dilalui, seperti tol pesisir Samosir. Ini berkat kerja putra putra Samosir yang gigih, ulet, dan berkepribadian. Pada masa depan pulau Samosir akan lebih jaya.

Perdagangan berputar, roda ekonomi berjalan. Wisata religi dan alam ini perlu dikelola sebaik mungkin. Kecekatan membuahkan kemakmuran. Ada danau Aek Natonang. Letaknya di atas Danau Toba. 

Jadi danau Aek Natonang merupakan danau di atas danau. Air jernih, suhu sejuk, pemandangan indah. Perjalanan berlanjut di bukit Belerang. Di sini dapat mandi air hangat alam. Air yang mengandung belerang ini berkhasiat sebagai obat.

Begitulah sosok Joni Walker Manik yang akrab dengan danau Toba. Tokoh pendidikan yang telah memberi nilai pengabdian. Sebagai sarana keteladanan bagi generasi muda.

Danau Toba memberi rasa aman nyaman tenteram. Air berlimpah ruah untuk pengairan. Pertanian perkebunan dan peternakan berkembang makmur. Rakyat bisa hidup sejahtera bahagia.

Oleh Dr. Purwadi, M.Hum. 
Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA Hp :0878 6440 4347

Tidak ada komentar:

Posting Komentar