Sabtu, 20 Maret 2021

BABAD PONGGOK COKRO TULUNG POLANHARJO

A. Kawasan Mata Air Jernih. Kejernihan mata air kawasan Ponggok Cokro Tulung Polanharjo membawa kejayaan historis. Tata praja, seni sastra bahasa budaya tampil mengagumkan. 

Sumbangan berharga telah diberikan pada jagad raya. Untuk membangun peradaban yang bersinar terang. Warisan budaya itu diteruskan turun tumurun. 

Popularitas kawasan ini tinggi. Maka banyak hajad kenegaraan yang diselenggarakan di sekitar Ponggok Tulung Cokro Polanharjo. Contoh rapat koordinasi di berbagai instansi. 

Undangan rapat jurusan Pendidikan Bahasa Daerah kali ini amat menggembirakan. Hari Rabu 17 Maret 2021 jam 13 berangkat dari Pendopo Tejokusumo Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Kampus Karangmalang bercuaca terang benderang. 

Rombongan menuju Homestay Ponggok Karanganom Klaten. Tim naik mobil yang diantar oleh Mas Cholis. Mampir dulu di warung sate gule Mbak Wahyu, depan pasar Kraguman Jogonalan Klaten. Sepanjang jalan rembugan tentang perkembangan kebudayaan Jawa. Tentu dalam situasi informal yang bikin seneng dan gayeng. 

Sebetulnya dipilih tempat rapat yang khusus berkaitan dengan faktor kesejarahan. Umbul Ponggok Karanganom merupakan tonggak sejarah berdirinya Kabupaten Klaten. Sekilas perlu dirembug keberadaan Umbul Ponggok. 

Rapat pembentukan Kabupaten Klaten pada 12 Rabiul Awal 1731 atau 28Juli 1804. Waktu berdirinya Kabupaten Klaten ini ditandai dengan candra sengkala Rupa Mantri Swaraning Jalak. 

Patih Sosrodiningrat II memimpin jalannya acara. Atas dukungan Raden Ajeng Sukaptinah atau Gusti Kanjeng Ratu Kencana Wungu. Beliau adalah garwa prameswari Sinuwun Paku Buwana IV, raja Karaton Surakarta Hadiningrat yang memerintah tahun 1788 - 1820.

Tempat rapat pembentukan Kabupaten Klaten dulu di pendopo Ponggok Karanganom Klaten. Banyaknya mata air alam menjadi pertimbangan utama. Patirtan Ponggok mengalir bening. Air digunakan untuk pertanian perkebunan perikanan. Dengan demikian Umbul Ponggok punya nilai historis tinggi. 

Beras delanggu terkenal enak pulen gurih. Kebun tembakau Tegalgondo disebut dengan tembakau vorstenlanden. Perikanan untuk memelihara gurameh bader wader lele mujahir nila tambra.

Tegalgondo sentra kebun tembakau. Kebun teh bersentra di Amoel. Kebun kopi bersentra di Kembang. Perkebunan ini terjadi sejak tahun 1870 jaman Sinuwun Paku Buwana IX. Ponggok merupakan wilayah kesayangan istana. 

Wisata alam berkembang sejak dulu kala. Kolam renang di berbagai tempat ramai pengunjung. Lelumban lan byur byuran menjadi daya tarik utama buat hiburan dan liburan keluarga. Harga mudah murah terjangkau. 

Homestay Mami menempati kawasan wisata utama Ponggok Karanganom Klaten. Pelanggan datang silih berganti. Ndalidir lir pendah sela brekithi. Sela watu, brekithi semut. Artinya tamu hadir terus menerus, lumampah tan ana pedhote. 

B. Pesanggrahan Ponggok. 

Tepat dan cepat bila Homestay Mami jadi pilihan istirahat para wisatawan. Begitulah cara menggerakkan sistem ekonomi kreatif. Wisata dan budaya merupakan program utama. 

Untung sekali buat pelaku wisata. Mbak Avi Melawati membawa rombongan pendidikan bahasa Jawa UNY. Bertempat di Homestay Mami Ponggok Karanganom Klaten. Lokasi ini dekat dengan Umbul cakra pengging Tulung. Tim membahas proposal program doktor. Kegiatan ilmiah dikerjakan di lingkungan yang ramah. 

Aman nyaman ayem tentrem ayom agrom suasana penginapan yang dikelola Mbak Avi sekeluarga. Prof Dr Suharti, Prof Dr Endang Nurhayati, Dr Afendy Widayat,  Avi, Purwadi, Galang, Yayan, Doni bersemangat untuk melancarkan program jurusan. Terlebih dahulu dengan diskusi ringan di serambi Homstay Mami. Tersedia suguhan kacang, srabi, keripik, criping, tahu. Lahap dan nikmat dikedhapi saat sore hari.

Teh hangat diminum terasa segar. Jeruk apel semangka tak ketinggalan. Ideal sekali cara kerja yang menggunakan konsep produksi dan kreasi untuk edukasi. Ngemil dengan makanan kecil terus saja nggathuk, tiada henti. Jelas jadi suasana yang cocok.

Halaman Homestay  ditata asri. Bunga kembang rapi merak ati. Ruang loby anggun dan agung. Mas Yayan Rubiyabto setia dengan dialog peradaban. Beragam tema dibahas dengan jelas tuntas dan tegas. Dosen Pendidikan agama Islam ini alumni UIN Sunan Kalijaga yang bertugas di UNY. Semua berharap lancar berkarir.

Hujan rintik rintik menambah rasa sejuk. Ponggok memang dekat dengan Umbul Cokro Pengging. Lantas ingat rerepen yang berkumandang.

Gumrojok banyu bening.
Tuking gunung Umbul Cokro Pengging.
Mili ngetan tumuju kali Larangan.
Kartasura Surakarta.
Sakbanjure mili neng bengawan Gedhe.

Air Ponggok menuju ke kali Larangan. Mengairi kota Surakarta. Lepas ke bengawan Solo. Terus berjalan ke Sukoharjo, Karanganyar, Sragen,  Bojonegoro, Blora, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya. Berakhir ke selat Madura.

Wajar sekali raja Mataram berhubungan dengan Pamekasan dan Madura. Bahkan Permaisuri raja Mataram Surakarta kerap berasal dari Madura. Ini fakta historis yang menguntungkan. Jawa Madura memang satu darah keturunan.

Pukul 16 rapat dimulai di ruang pertemuan. Bentuk joglo dengan hiasan kaca klasik. Saka guru atau tiang penyangga bercat coklat. Langit langit tertata rapi warna putih bersih. Jendela bentuk kupu tarung. Kanan kiri tertempel cermin berbentuk bundar telur. Kaca cermin berukuran besar bergantung manis di dinding. Letak antar barang begitu selaras pantas.

Bahasan tentang sastra bahasa seni budaya dalam rangka penyusunan kurikulum. Bahan ajar untuk mahasiswa asing berguna untuk sarana perkuliahan. Minat bangsa manca tinggi untuk belajar bahasa Jawa.

Mahasiswa dari Tiongkok bersemangat belajar budaya Jawa. Dengan kerja sama dengan KBRI Tiongkok telah berjalan sejak bulan Oktober 2020. Hanya saja lewat kuliah online daring. Peserta selalu belajar dengan suka gembira.

Gagasan besar ini diolah di Homestay Mami Ponggok Karanganom Klaten. Gemericik air Umbul Ponggok mengalirkan semangat kerja dan belajar.

Jawa jiwa kang kajawi. Dengan harapan terwujud negeri yang panjang punjung pasir wukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja.

Matur nuwun kagem Bapak dan Ibu Darmanto. Homestay Mami sungguh bikin rasa krasan aman nyaman adhem ayem tentrem.

Kebul bujana andrawina. Makan malam pukul 18.30. Hidangan sayur bobor, daun pepaya, rempeyek, kerupuk, ikan nila. Hidangan yang amat enak. Terbiasa nyuguh tamu yang hilir mudik. Lewat media sosial Pesanggrahan Ponggok mampu memutar kunjungan wisata. 

C. Tlatah Kapujanggan.

Aliran Cokro Pengging Ponggok Polanharjo merupakan kawasan Kapujanggan. Beningnya air melancarkan Beningnya pikiran. Lahir karya sastra bermutu tinggi.

Kyai Yasadipura miyos tahun 1729 merupakan pujangga linuwih. Pengarang besar Jawa yang Waskitha ngerti sakdurunge winarah.

Putra Bupati Padmanagara Pekalongan ini seorang pujangga Kraton yang produktif kreatif dan estetis. Reriptan Kyai Yasadipura mengandung unsur seni edi peni, budaya adi luhung. Edi peni berhubungan dengan estetika keindahan. Adi luhung berhubungan dengan  logika keluhuran.

Reriptan karya Kyai Yasadipura yaitu Serat Dewaruci, Baratayuda, Rama, Menak, Sasana Sunu. Wulangan wejangan wedharan sang pujangga untuk memahami sasmita alam. Yakni jagad gumelar dan jagad gumulung yang selaras serasi dan seimbang.

Raden Ngabehi Ranggawarsita lahir tahun 1801. Nama kecil Raden Bagus Burham. Putra Kyai Pajangswara ini diasuh oleh Kyai Yasadipura atau Kanjeng Raden Tumenggung Sastranagara. Darah Kapujanggan mengalir pada diri Trah Pajang.

Pujangga Ranggawarsita menikah dengan Raden Ajeng Gombak. Beliau putri Adipati Cakraningrat Bupati Kediri. Ketika itu Raden Bagus Burham berguna pada Kyai Kasan Besari di Pondok Pesantren Gebang Tinatar Ponorogo.

Masa Kapujanggan Ranggawarsita saat pemerintahan Sinuwun Paku Buwana IV, V, VI, VII, VIII, IX. Ranggawarsita mengabdi pada enam raja Karaton Surakarta Hadiningrat. Maka perlu adaptasi dalam bekerja dan berkarya.

Karya Pujangga Ranggawarsita yakni Serat Cemporet, Pustaka Raja, Paramayoga, Kalatidha, Djaka Lodhang. Bacaan itu amat berharga buat mengisi rohani jiwa bangsa.

Terakhir pujangga Ranggawarsita tinggal di Palar Trucuk Klaten. Ponggok Cokro Tulung, Polanharjo dan Pengging dijadikan tempat refleksi. Guna menuangkan buah pikir yang cemerlang.

Ki Nartosabdo dalang kondang tinggal di Semarang. Tapi sejak kecil hidup di Wedhi Klaten. Ki Anom Suroto, Ki Warseno Slenk, Ki Sayoko dalang ubggulan dari Klaten. Ahli karawitan dan  waranggana besasal dari Ponggok Tulung Cokro Polanharjo. Tampil sebagai seniman kaliber dunia.

Wilayah antara Yogyakarta dan Surakarta. Itulah Klaten. Ka lathi an. Kalathian, kalathen, klalthen. Jadilah Klaten. Artinya tutur kata yang selalu berucap secara gancar lancar.

Babad Ponggok Cokro Tulung Polanharjo hadir untuk memberikan pencerahan. Murih padhanging sasmita. Sebagaimana pesan serat Wulangreh. 

Mas Galang Prastowo, Mas Doni Dwi Hartanto, Mas Yayan Rubiyanto dan Mbak Avi Meilawati sedang mendapat wejangan. Dari sang Maha Dwija Prof Dr Suharti M. Pd dan Prof Dr Endang Nurhayati M.Pd. Malam itu suasana benar benar hening. Ilmu kelakone kanthi laku.

Oleh  Purwadi, 
Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA
Hp 087864404347

Tidak ada komentar:

Posting Komentar