Sabtu, 21 Januari 2023

SUNAN PAKU BUWANA XI PEJUANG KEMERDEKAAN INDONESIA

A. Paku Buwana XI Sebagai Pelopor Pergerakan Nasional 

Paku Buwana XI lahir pada hari Senin Kliwon, 25 Rabiul Akhir 1815 atau 1 Pebruari 1886. Nama kecil Gusti Raden Mas Ontoseno. 

Ayahnya yakni Sinuwun Paku Buwana X raja Surakarta Hadiningrat tahun 1893-1939. Ibunya bernama Kanjeng Ratu Mandayaretna. 

Gusti Raden Mas Ontoseno mendapat nama KGPH Hangabehi. Pada hari Rabu Kliwon 7 Mulud 1878 atau 26 April 1939 dinobatkan sebagai raja. 

Sejak masa muda Sinuwun Paku Buwana XI aktif dalam berbagai organisasi. Tahun 1904 merancang berdirinya Dewan Kraton. Lembaga ini bertugas untuk membuat paugeran tata praja. Kelak pada tahun 1905 Hangabehi Paku Buwana XI memimpin lembaga legislatif. 

Perguruan tinggi Mambaul Ulum juga atas prakarsa Hangabehi Paku Buwana XI. Berdiri tahun 1905. Kahar Muzakir, Mukti Ali dan Munawir Zadzali adalah alumni Mambaul Ulum yang tangguh. 

Lahirnya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 atas bantuan Hangabehi Paku Buwana XI. Beliau mengutus KRT Tirtakusuma untuk membawa bantuan keuangan. 

Sarikat Islam berdiri di Solo pada tahun 1911. Ketuanya H Samanhudi. Bertindak dewan penasihat adalah Hangabehi Paku Buwana XI. 

Berdirinya Muhammadyah pada tahun 1912 juga berkat bantuan Hangabehi Paku Buwana XI. Bahkan beliau menunjuk Patih Sasradiningrat untuk menjadi ketua daerah Muhammadyah Surakarta. 

Taman Siswa yang berdiri tahun 1923 juga mendapat bantuan dari Hangabehi Paku Buwana XI. Gedung gedung Karaton Surakarta digunakan untuk ruang belajar. Siswa yang kurang mampu diberi beasiswa. 

Tahun 1926 Nadhatul Ulama didirikan oleh KH Hasyim Asyari. Hangabehi Paku Buwana XI pun turut memberi bantuan dana. Wajar jika cucu pendiri NU, KH Abdurrahman Wahid kelak mendapat gelar dari Sinuwun Paku Buwana XII tahun 2001.

Pada awal tahun 1945, kali ini Sinuwun Paku XI menjadi pelaku utama dalam kancah pergerakan nasional.

Beliau menggagas berdirinya lembaga BPUPKI. 

Badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI beranggota dari tokoh yang tersebar dari pelosok nusantara. Pada umumnya mereka mewakili lembaga, organisasi badan, komunitas adat dan keluarga kerajaan. Harapannya negara yang terbentuk nanti akan bisa mewakili aspirasi segala komponen warga bangsa.

 

B. Paku Buwana XI Membentuk BPUPKI 

BPUPKI dibentuk atas jasa Sinuwun Paku Buwana XI. Sumbangan kraton nusantara pada awal berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia sangat besar. Semangan kebersamaan tumbuh dengan kesadaran tinggi. Kraton nusantara itu menyumbangkan harta, jiwa, gagasan, dan tenaga kepada pemerintah Republik Indonesia.

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang pada 23 Mei 1945. Anggota terdiri dari beragam golongan, profesi, ormas, orsospol dan swapraja dari Sabang sampai Merauke. Sri Susuhunan Paku Buwono XI mengutus beberapa pembesar kraton untuk terlibat dalam BPUPKI. Dari Kraton Surakarta tampil menonjol, bahkan menjadi ketua. Yakni KRT Dr Radjiman Widyadiningrat. 

Utusan Karaton Surakarta Hadiningrat yang menjadi anggota BPUPKI bekerja sepenuh hati. 

1. KRT Dr. Radjiman Widyadiningrat

2. KRMA Sasradiningrat

3. KRMA Wuryaningrat

4. KGPH Suryahamijoyo

5. Mr. RM Panji Singgih

6. Prof. Dr. Mr. Supomo

7. Mr. KRT Wongsonagoro

8. Mr. RT Susanto Tirtoprojo

9. Mr. RP Suroso

10. Prof. Dr. H. Djajadiningrat

11. Mr. RM Sunaryo Mangunpuspito

12. R. Roeslan Wongso Kusumo

13. Mr. KRT Sastro Mulyono

14. Mr. KRT Hendro Martono

15. RMA Purbonagoro

 

Daftar anggota BPUPKI itu bekerja atas SK Sinuwun Paku Buwana XI. Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau BPUPKI. Anggota BPUPKI di atas dirintis secara resmi oleh Kraton Surakarta Hadiningrat. 

Untuk penugasan ditandatangani oleh Sri Susuhunan Paku Buwono XI. Mereka termasuk bidan yang turut serta merintis berdirinya NKRI. Perjuangan mereka patut dihormati. Sri Susuhunan Paku Buwono XI mempunyai hubungan baik dengan para pembesar Jepang. Misalnya Laksamana Maeda kerap berkunjung ke Kraton Surakarta.

Laksamana Maeda dijamu makan siang di Sasana Handrawina, dengan gamelan kehormatan Carabalen. Tak lupa Prajurit Nyutra dengan busana warna warni. Pendek kata, Laksamana Maeda merasa terhormat berkunjung ke Kraton Surakarta. Dari hubungan pribadi yang amat erat ini, Paku Buwono XI titip agar anak buahnya bisa terlibat aktif dalam BPUPKI.

Para utusan Kraton Surakarta, terutama KGPH Suryohamijoyo usul supaya Kooti atau Swapraja diakomodir oleh NKRI. Jangan sampai pemerintah RI mengabaikan sejarah. Fakta bahwa negara republik yang didukung oleh swapraja hidupnya lebih makmur dan tertata. 

Sidang pertama BPUPKI tanggal 28 Mei – 1 Juni 1945. Pada hari Senin 28 Mei 1945 pukul 11.00 bertempat di gedung Tyuroo Songi In. Upacara pembukaan dilakukan oleh PYM Saikuo Sikikan. Tanggal 29 Mei 1945 pembicaraan tentang Dasar Negara Indonesia. Tanggal 31 Mei membicarakan Daerah Negara dan Kebangsaan Indonesia.

Sidang kedua BPUPKI atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dimulai lagi tanggal 10 Juli 1945. Tempat di Gedung Tyuroo Songi In (Departemen Luar Negeri), membicarakan tentang bentuk negara, wilayah negara. 

Tanggal 11 – 16 Juli 1945 BPUPKI membicarakan persiapan penyusunan rancangan Undang Undang Dasar dan Pembentukan Panitia Perancang Undang Undang Dasar. Pada tanggal 18 Juli 1945 BPUPKI membuat laporan untuk PYM Gunseikan Kakka. Semua anggota BPUPKI utusan Kraton Surakarta bekerja dengan sebaik baiknya.

 

C. Sidang BPUPKI Berduka 

Sidang BPUPKI dipimpin oleh KRT Dr. Radjiman Widyodiningrat. Saat itu sedang hangat hangatnya membicarakan dasar dan falsafah negara. Tiba tiba Laksamana Maeda mendekati pimpinan sidang. Beliau beserta dengan KRMA Sosrodiningrat, KRMA Wuryaningrat dan KGPH Suryohamijoyo.

 Hadirin para peserta sidang kaget melihat KRT Dr. Radjiman Widyodiningrat merunduk sambil sesenggukan menahan tangis. Matanya mbrebes mili.

Sidang pun terpaksa diskors. Pimpinan Muhammadiyah yang bernama Ki Bagus Hadikusumo maju ke mimbar. Lantas berujar Inna lillahi waina ilaihi roji’un. 

Tuan tuan Yang Mulia. Berita duka bahwa Kanjeng Sri Susuhunan Paku Buwono XI telah dipanggil Allah SWT.

 Berita mangkatnya Raja Surakarta ini secara resmi diumumkan oleh Tuan Sosrodiningrat. Kita semua merasa kehilangan seorang raja yang selalu mendukung pergerakan nasional Indonesia.

Ki Bagus Hadikusumo lantas memimpin doa, yang ditujukan untuk Kanjeng Sinuwun Paku Buwono XI. Segenap peserta sidang BPUPKI hening senyap.

 Mereka selalu ingat bantuan Hangabehi PB XI sejak jaman Budi Utomo lahir sampai terbentuknya BPUPKI. Sinuwun Paku Buwono XI surud ing kasedan jati pada hari Sabtu Kliwon, 21 Jumadil Akhir tahun Ehe 1876 Saka. Wafatnya Paku Buwono XI bersamaan dengan hari kelahiran Pancasila, yaitu 1 Juni 1945.

 

D. Biodata Anggota BPUPKI

1.    Mr. Abdul Abbas

Lahir 11 Agustus 1906 di Binjai Sumatera Utara. Tamat Rechthoge School 1938. Pernah menjadi residen Lampung.

2.    Dr. M. Amir

Lahir 20 Januari 1900 di Talawi Sawah Lunto Sumatera Barat. Lulusan Utrecht 1928. Pernah menjadi dokter pribadi Sultan Langkat Tanjungpura.

3.    Mas Aris

Lahir 2 Januari 1901 di Kebumen. Lulus MLS tahun 1924. Pernah menjadi mantri kehutanan di Bogor.

4.    AR Baswedan

Lahir 1908 di Surabaya. Mendirikan Partai Arab Indonesia (PAI). Pernah menjabat sebagai Menteri Muda Penerangan dan anggota Konstituante.

5.    BPH Bintoro

Lahir 2 Agustur 1912 di Yogyakarta. Menempuh pendidikan di Universitas Leiden Belanda.

6.    P.F. Dahler

Lahir 21 Februari 1883 di Semarang. Tahun 1929-1930 menjadi anggota volksraad mewakili Insulinde.

7.    Agoes Moechsin Dasaad

Lahir 25 Agustus 1905 di Sulu, Jolo, Manila, Filipina. Bersekolah di Singapura. Pemimpin pabrik tenun Kancil Mas.

8.    Ki Hadjar Dewantara

Lahir 2 Mei 1889 di Pura Pakualaman Yogyakarta. Mendirikan Perguruan Taman Siswa. Menjabat Menteri Pendidikan RI pertama.

9.    Prof. Dr. KPH Husein Djajadiningrat

Lahir 8 Desember 1886 di Kramat Watu Serang Banten. Lulus dari Universiteit Leiden tahun 1913. Menikah dengan KRAy. Partini putri KGPAA Mangkunegoro VII.

10. RM Margono Djojohadikoesoemo

Lahir 16 Mei 1894 di Purbalingga. Lulus OSVIA 1911. Pendiri BNI 1946. Aktif dalam gerakan koperasi Indonesia.

11. Ki Bagoes Hadikoesoemo

Lahir 1890 di Yogyakarta. Menempuh pendidikan di Mekkah. Pengurus besar Muhammadiyah.

12. KH. Abdul Halim

Lahir 17 Juni 1887 di Majalengka. Pendiri Perikatan Ulama Indonesia dan perikatan Umat Islam 1943.

13. Anang Abdul Hamidhan

Lahir 25 Pebruari 1909 di Rantau Kalimantan Selatan. Lulus dari ELS Samarinda. Aktif sebagai wartawan.

14. Parada Harahap

Lahir 15 Desember 1899 di Pargarukan Sumatera Utara. Mendirikan surat kabar Pewarta Deli dan Benih Merdeka Medan 1919.

15. KH Abdul Fatah Hasan

Lahir di Bojonegara Cilegon Banten. Menempuh pendidikan di Fakultas Hukum di Al Azhar Kairo Mesir.

16. Teuku H. Moehammad Hasan

Lahir 4 April 1906 di Pidie Aceh. Menempuh pendidikan di Universitas Leiden. Menjabat sebagai Gubernur Sumatera pertama.

17. KH. Wachid Hasjim

Lahir 12 Pebruari 1913 di Jombang. Menempuh pendidikan di Sekolah Agama lulus tahun 1927. Menjabat Menteri Agama.

18. Drs. Mohammad Hatta

Lahir 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi Sumatra Barat. Pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School). Menjabat sebagai Wakil Presiden RI I.

19. Mr. R. Hindromartono

Lahir 31 Desember 1908 di Gunem Rembang. Lulus dari Rechts Hoogeschool diploma 1936. Menjabat sebagai Ketua Gaspi.

20. R. Oto Iskandardinata

Lahir 31 Maret 1897 di Bajongsoang Bandung. Menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan.

21. R. Abdul Kadir

Lahir 6 Juni 1906 di Binjai Sumatra. Pendidikan OSVIA 1926. Menjabat sebagai Ambtenaar Inlandsch Bestuur Jatinegara.

22. Abdoel Kaffar

Lahir di 14 Mei 1913 di Sampang Madura. Pendidikan MULO 1929. Pekerjaan sebagai commandant 2 compagnie Barisan I di Bangkalan.

23. Mas Soetardjo Kartohadikoesoemo

Lahir 22 Oktober 1892 di Kunduran Blora. Pendidikan OSVIA tahun 1911. Menjabat sebagai Pengurus Besar Naimubu.

24. RAA Soemitro Poerbonegoro Kolopaking

Lahir 14 Juni 1887 di Papringan Banyumas. Pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat Wedana Sumpiuh.

25. Prof. Dr. R. Djenal Asikin Widjaja Koesoema

Lahir 7 Juni 1891 di Mononjaya Tasikmalaya. Pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Pemimpin Rumah Sakit Umum Negeri Jakarta.

26. Dr. R. Soeleiman Effendi Koesoemaatmadja

Lahir 8 September 1898 di Purwakarta. Menempuh pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Ketua Pengadilan Negeri Indramayu.

27. Mr. Johannes Latuharhary

Lahir 6 Juli 1900 di Saparua Ambon. Pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Advoc R.v.J. Surabaya.

28. Koen Hian Liem

Lahir 1896 di Banjarmasin. Pendidikan Sekolah Hukum di Jakarta. Pekerjaan sebagai Ketua Dewan direksi Pewarta Surabaya.

29. R.Ng. Siti Soekaptinah Soenarjo Mangoenpoespito

Lahir 28 Desember 1907 di Yogyakarta. Pendidikan MULO 1926. Pekerjaan sebgai guru Taman Siswa Yogyakarta.

30. KH. Mas Mansoer

Lahir 25 Juni 1896 di Surabaya. Pendidikan Al Azhar Mesir. Menjabat sebagai pengurus besar Muhammadiyah Yogyakarta.

31. Mr. AA Maramis

Lahir 20 Juni 1897 di Manado Sulawesi. Sekolah di Universitas Leiden 1931. Menjabat sebagai advocaat di Semarang.

32. Dr. R. Boentaran Martoatmodjo

Lahir 11 Januari 1896 di Loano Purworejo. Sekolah di STOVIA. Pekerjaan sebagai Gouvernement Indische Arts kantoor inspectie Semarang.

33. Mr. Mas Besar Martokoesoemo

Lahir 8 Juli 1893 di Brebes. Sekolah di Universitas Leiden. Pekerjaan sebagai pegawai pada Landraad Pekalongan.

34. KH. Masjkoer

Lahir 30 Desember 1902 di Singasari Malang. Menjabat sebagai Rois’aam PB Syuriah NU.

35. Sayuti Melik

Lahir 25 Nopember 1908 di Yogyakarta. Menempuh pendidikan di Sekolah Guru. Menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Surat Kabar Sinar Baru Semarang.

36. Ir. R. Ashar Soetedjo Moenandar

Lahir 30 April 1914 di Siluwak Sawangan (Batang). Sekolah di HBS tahun 1932. Bekerja pada Jawatan Pekerjaan Umum Kerajaan Mangkunegoro.

37. Abdoel Kahar Moezakir

Lahir 16 April 1907 di Gading Yogyakarta. Pendidikan di Madrasah Da’roel Oelam al oeliyaa di Kairo.

38. R. Asikin Natanegara

Lahir 23 Desember 1902 di Bogor. Sekolah AMS Yogyakarta. Menjabat sebagai Pangreh Praja Jakarta.

39. Ir. KP Mohammad Noor

Lahir 24 Juli 1901 di Martapura Banjarmasin. Sekolah di MULO. Pekerjaan sebagai Hoofd kantor irigatie afdeling.

40. Tiang Tjoei Oey

Lahir 1893 di Jakarta. Menjabat sebagai Direktur Hong Po dari 1936-1942.

41. Tjong Hauw Oey

Lahir 1904 di Semarang. Pendidikan HBS. Sebagai anggota Komite Eksekutif Chung Hua Hui.

42. KP. Andi Pettarani

Lahir 14 April 1903 di Gowa. Pendidikan OSVIA. Menjabat sebagai Kepala Onder afdeling Bone.

43. R. Abdoelrahim Pratalykrama

Lahir 10 Juni 1898 di Sumenep. Sekolah di Bestuurschool 1929. Menjabat sebagai Asisten Wedono Pesongsongan.

44. Mr. I Gusti Ketut Pudja

Lahir 19 Mei 1908 di Singaraja Bali. Pendidikan Rechts Hoogeschool. Pekerjaan sebagai Giyozei Komon (Sunda Minseibu)

45. BPH Poeroebojo

Lahir 25 Juli 1906 di Yogyakarta. Sekolah di ELS. Pekerjaan : Giin Tyuuoo Sangi-in Jakarta.

46. Dr. GSSJ Ratulangie

Lahir 5 Nopember 1898 di Tondano Minahasa. Sekolah di ELS. Menjabat sebagai penasehat wisk, Bank Denis dan perseroan pertanggungan jiwa Indonesia.

47. H. Agoes Salim

Lahir 8 Oktober 1884 di Kota Gadang IV Koto, Agam. Sekolah di HBS V. Menjabat sebagai Pemimpin Umum Penyadar .

48. Mr. R. Samsoedin

Lahir 1 Januari 1908 di Sukabumi. Sekolah di AMS Bandung. Bekerja sebagai Volontair Algemene Secretarie Bogor 1938.

49. H. AA Sanoesi

Lahir: 18 September 1888 di Cantayan Sukabumi. Menempuh pendidikan di pondok pesantren. Pekerjaan sebagai pengarang buku Agama Islam.

50. Mr. RAy. Maria Ulfah Santoso

Lahir 18 Agustus 1911. Sekolah di Universitas Leiden. Pekerjaan di kantor Regent schap Kabupaten.

51. Mr. RM Sartono

Lahir 5 Agustus 1900 di Wonogiri. Sekolah di Universitas Leiden. Menjabat sebagai Ambtenaar ter beschikking.

52. Dr. Samsi Sastrawidagda

Lahir 13 Maret 1894 di Solo. Sekolah HIS. Sebagai anggota pengurus Partai Nasional Indonesia di Bandung.

53. Mr. R. Sastromoeljono

Lahir 16 Oktober 1898 di Kudus. Sekolah di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Hakim Kooto Haain.

54. Mr. R. Panji Singgih

Lahir 17 Oktober 1894 di Malang. Sekolah di Universitas Leiden. Pekerjaan advoc. Surabaya.

55. Mr. R. Kasman Singodimedjo

Lahir 25 Pebruari 1908 di Kalirejo Purworejo. Pendidikan di STOVIA. Bekerja sebagai guru MULO.

56. Mr. R. Ahmad Soebardjo

Lahir 23 Maret 1897 di Krawang. Pendidikan di Universitas Leiden. Bekerja sebagai advocat.

57. R. Soedirman

Lahir 24 Desember 1890 di Semarang. Pendidikan di Diploma Groot notaris II. Bekerja di Dinas Bea dan Cukai.

58. Ir. Soekarno

Lahir 6 Juni 1901 di Surabaya. Pendidikan di HLS 1921. Menjabat sebagai Presiden Pertama Republik Indonesia.

59. Mr. R. Iwa Koesoema Soemantri

Lahir 31 Mei 1899 di Ciamis. Pendidikan di Universitas Leiden. Bekerja sebagai advocat.

60. Prof. Dr. Mr. Soepomo

Lahir 22 Januari 1903 di Sukoharjo. Pendidikan di Universitas Leiden. Bekerja sebagai a.t.b landr Yogyakarta.

61. RMTH Soerjo

Lahir 9 Juli 1895 di Magetan. Sekolah di OSVIA. Menjabat sebagai Bupati Magetan.

62. Ir. R. Rooseno Soerjohadikoesoemo

Lahir 8 Agustus 1908 di Madiun. Pendidikan di Technische Hoogeschool 1932. Bekerja di Bouwbureau Bandung.

63. KGPH Soerjohamidjojo

Lahir 13 Oktober 1905 di Solo. Sekolah MULO 1923. Menjabat sebagai pelindung PPBBS (Perikatan Perusahaan Batik Boemi Poetra Soerakarta).

64. R. Panji Soeroso

Lahir 3 Nopember 1893 di Porong Sidoarjo. Sekolah Kweekschool. Bekerja sebagai pegawai kantor irrigatie Probolinggo.

65. Mr. R. Soewandi

Lahir 31 Oktober 1898 di Ngawi. Sekolah di Groot-notaris 1923. Menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Academici Indonesia.

66. Drs. KRMH Sosrodiningrat

Lahir 1 Desember 1902 di Solo. Pendidikan di Universitas Leiden. Menjabat Patih Kraton Surakarta.

67. Mr. Eng Hoa Tan

Lahir 1907 di Semarang. Sekolah di HBS 1925. Sebagai anggota BPUPKI.

68. Mr. Mas Soesanto Tirtoprodjo

Lahir 3 Maret 1900 di Solo. Pendidikan di Universitas Leiden. Bekerja sebagai voorz. Landg Kediri.

69. Ir. RMP Soerachman Tjokroadisoerjo

Lahir 30 Agustus 1894 di Wonosobo. Sekolah di HBSV 1915. Menjabat sebagai asistent pada afdeling Nijverheid Hanel.

70. R. Abikoesno Tjokrosoejoso

Lahir 15 Juni 1897 di Ponorogo. Sekolah di Polytechnisch Institut verklaring 1923. Menjabat sebagai pimpinan Sarekat Islam 1917-1919.

71. Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat

Lahir: 21 April 1879 di Yogyakarta. Sekolah STOVIA. Bekerja sebagai dokter.

72. RAA Wiranatakoesoema

Lahir 8 Agustus 1888 di Bandung. Sekolah di OSVIA. Bekerja sebagai Juru Tulis Wedana Tanjungsari.

73. R. Soekardjo Wirjopranoto

Lahir 5 Juni 1903 di Kasugihan Cilacap. Sekolah di Procureur Raad van Justitie Surabaya. Menjabat sebagai Pemimpin Surat Kabar Asia Raya.

74. Dr. Soekiman Wirjosandjojo

Lahir 19 Juni 1896 di Sewor Solo. Sekolah di STOVIA. Menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia di Negara Belanda.

75. R. Roeslan Wongsokoesoemo

Lahir 15 Oktober 1901 di Tanah Merah Sampang Madura. Sekolah di BAS (Burgelijk Avond School). Menjabat sebagai pengurus besar Parindra.

76. Mr. KRT Wongsonagoro

Lahir 20 April 1897 di Solo. Pendidikan di Rechtshorge School 1939. Menjabat sebagai Komisaris pengurus pusat Parinda.

77. Mr. KRMT Woerjaningrat

Lahir 12 Maret 1885 di Solo. Sekolah ELS Surakarta. Menjabat sebagai ketua Boedi Oetomo dan Parindra.

78. Mr. Muhammad Yamin

Lahir 23 Agustus 1903 di Sawahlunto Sumatra Barat. Besan Mangkunegoro VIII dan menjabat sebagai Menteri Kehakiman.

79. Drs. Tjwan Bing Yap

Lahir 31 Oktober 1910 di Solo. Tamat dari Universitas van Amsterdam. Aktif dalam Gerakan Rakyat Baru.

 

E. Jasa Paku Buwana XI. 

Kiprah Sinuwun Paku Buwana XI dalan kancah perjuangan memang beraneka ragam. Jasa beliau bagi bangsa dan negara sungguh berlimpah ruah. Tokoh dunia memberi pengakuan. Layak sekali jasa dan perjuangan Paku Buwana XI dikenang sepanjang masa. 

Nasihat   Saikoo Sikikan

Hadirin yang terhormat!

Kemerdekaan Indonesia adalah suatu bukti yang nyata tentang tujuan perang suci sekarang ini, yang timbulnya memang berdasarkan cita-cita yang gilang gemilang yang diciptakan semenjak berdirinya Negara Dai Nippon.

Akan tetapi usaha untuk mendirikan Negara Merdeka yang baru bukanlah usaha yang mudah, lebih lebih lagi jika tidak dengan jalan mempelajari, menyelidiki, dan merencanakan dengan saksama dan teliti segala usaha untuk meneguhkan kekuatan pembelaan, dan soal soal yang menjadi dasar Negara, maka sudah barang tentulah bahwa pekerjaan mulia dalam pembentukan Negara Merdeka di kemudian hari, tak akan mempunyai pokok dasar yang kukuh dan teguh.

Pada hari ini, bertempat di ruangan ini mulai dilakukan langkah pertama dalam pekerjaan Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai untuk menyelidiki serta merencanakan dasar usaha itu dengan sedalam dalam dan seteliti telitinya.

Berhubungan dengan itu maka saya mempunyai pengharapan besar pada Badan ini dan tuan-tuan Giin hendaklah menginsafkan dalam hati sanubari tuan-tuan betapa penting dan beratnya kewajian tuan tuan untuk menyelesaikan usaha yang semulia itu sehingga tercatatlah peristiwa yang cemerlang ini dalam riwayat pembentukan Negara Indonesi Merdea.

 

Jakarta, tanggal 28, bulan 5, tahun Syoowa 2 (2605) – (1945)

Saikoo Sikikan

 

Nasihat Gunseikan

Tuan-tuan yang terhormat!

Saya merasa sangat gembira, karena pada hari ini “Badan Untuk Menyelidiki Usaha usaha Persiapan Kemerdekaan” akan mulai menjalankan pekerjaannya serta melakukan suatu langkah yang besar dalam sejarah mendirikan Negara Indonesia.

Pembentukan Badan ini bermaksud menyelenggarakan pemeriksaan dasar tentang hal hal yang penting, rancangan rancangan dan penyelidikan penyelidikan yang berhubungan dengan usaha mendirikan Negara Indonesia Merdeka yang baru. Dengan jalan demikian akan dapat disampaikan bahan bahan perundingan yang banyak dan saksama kepada Badan Penetapan Putusan Yang Terakhir.

Kalau kita meninjau bermacam macam hal di daerah yang dinamakan Indonesia, serta memikirkan kedudukan Pulau Jawa ini, maka kewajiban badan ini di tanah Jawa dan cara untuk menjalankan usaha usahanya akan jelaslah dengan sendirinya.

Jika sesuatu bangsa hendak meneguhkan dasar kemerdekaannya, maka ia harus mempunyai keyakinan diri untuk sanggup membela negara sendiri dan juga mempunyai kekuatan yang nyata sebagai bangsa. Oleh karena itu, pada tingkatan yang sekarang ini, bangsa Indonesia terlebih dahulu harus insyaf akan keyakinan dirinya dan kegiatan hatinya untuk memelihara tenaga bagi melangsungkan peperangan ini.

Berhubung dengan syarat-syarat dasar untuk Negara Merdeka yang baru, maka tuan tuan sekalian harus memajukan diri dalam usaha penyelidikan dan pemeriksaan tentang soal-soal tadi dan demikian juga tentang soal soal agama. Saya berharap supaya tenaga pembelaan dan tenaga rakyat diperkuat dan dimajukan tidak buat sekarang saja, tetapi juga seterusnya untuk kemudian hari sesudah bangsa Indonesia merdeka untuk kebahagiaannya. Saya mempunyai harapan yang besar sekali tentang hasilnya badan ini.

Mendirikan Negara Indonesia berarti terlepasnya bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan yang hina selama ± 300 tahun di bawah pemerintahan Belanda dan mendirikan suatu Negara pada tanah yang subur, yang telah bebas dan yang diwarisi turun temurun dari nenek moyang, untuk bangsa Indonesia.

Serta pula berarti mendirikan suatu negara yang merdeka dihadapan musuh untuk memenuhi kewajiban sebagai negara yang berdasarkan budi pekerti yang luhur, yaitu sebagai suatu mata rantai dalam Lingkungan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya, akan melaksanakan cita cita 1000 juta bangsa bangsa di Asia Timur Raya.

Dengan demikian, maka bangsa Indonesia yang akan menyelesaikan pekerjaan suci itu untuk mendirikan Negara, harus insaf tentang keadaan peperangan pada masa ini dengan sungguh sungguh dan tentang kewajiban pembelaan yang penting penting serta harus mengingat pula akan kebahagiaan dan kemajuan yang sedang dilimpahkan kepada bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, janganlah bangsa Indonesia sempit pemandangannya dan jangan memikirkan kepentingan Indonesia saja. 

Saya berharap masing masing anggota hendaklah mengingat kehendak pihak rakyat yang ingin mempersatu padukan tenaganya dan insaf akan arti yang sebetul betulnya tentang mendirikan Negara Baru ini sehingga dengan jalan demikian dapat menjadikan kewajiban yang suci ini.

Jakarta, tanggal 28, bulan 5, tahun Syoowa 20 (2605) – (1945)

Gunseikan

 

Ucapan Perayaan dari Jenderal Itagaki

 

Hadirin yang terhormat!

Saya sangat gembira karena saya dapat menghadiri upacara pembukaan “Badan untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan” pada hari ini.

Negara Indonesia yang akan dibangunkan adalah satu mata rantai yang kokoh kuat dalam lingkungan kemakmuran bersama di Asia Timur Raya, dan kewajibannya dalam usaha pembelaan Asia Timur adalah sangat penting sekali.

Saya harap tuan-tuan sekalian menginsafkan tentang kewajiban tanah Jawa bagi seluruh Indonesia dengan sedalam dalamnya dan melaksanakan persiapan pembangunan negara agar supaya jangan sampai mengecewakan. Maka dengan jalan demikian akan memperoleh bantuan dari pihak masing masing negara dan bangsa di Asia Timur Raya.

 

Jakarta, tanggal 28 bulan 5 tahun Syoowa 20 (2605) – (1945)

Rikugun Taisyoo

Itagaki Seisiroo

 

Para pembesar Jepang yang mendukung berdirinya NKRI bersahabat erat dengan Sri Susuhunan Paku Buwono XI. Misalnya saja Laksamana Maeda bertukar pikiran tentang masalah peradaban dunia. Pembesar Jepang mengagumi kebudayaan yang dikembangkan oleh Kraton Surakarta Hadiningrat.

Usulan Sinuwun Paku Buwana XI, agar BPUPKI dipimpin oleh Dr Radjiman Wedyodiningrat. Cita cita besar telah terwujud. Yakni usaha untuk mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Atas jasa Sinuwun Paku Buwana XI, BPUPKI terbentuk. Lembaga ini yang mempersiapkan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Raja Karaton Surakarta Hadiningrat menjadi pejuang utama.


Oleh Dr Purwadi M.Hum

Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara – LOKANTARA,

hp. 087864404347

Tidak ada komentar:

Posting Komentar