A. Paku Buwana XI Sebagai Pelopor Pergerakan Nasional
Paku
Buwana XI lahir pada hari Senin Kliwon, 25 Rabiul Akhir 1815 atau 1 Pebruari
1886. Nama kecil Gusti Raden Mas Ontoseno.
Ayahnya
yakni Sinuwun Paku Buwana X raja Surakarta Hadiningrat tahun 1893-1939. Ibunya
bernama Kanjeng Ratu Mandayaretna.
Gusti
Raden Mas Ontoseno mendapat nama KGPH Hangabehi. Pada hari Rabu Kliwon 7 Mulud
1878 atau 26 April 1939 dinobatkan sebagai raja.
Sejak
masa muda Sinuwun Paku Buwana XI aktif dalam berbagai organisasi. Tahun 1904
merancang berdirinya Dewan Kraton. Lembaga ini bertugas untuk membuat paugeran
tata praja. Kelak pada tahun 1905 Hangabehi Paku Buwana XI memimpin lembaga
legislatif.
Perguruan
tinggi Mambaul Ulum juga atas prakarsa Hangabehi Paku Buwana XI. Berdiri tahun
1905. Kahar Muzakir, Mukti Ali dan Munawir Zadzali adalah alumni Mambaul Ulum
yang tangguh.
Lahirnya
Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 atas bantuan Hangabehi Paku Buwana XI. Beliau
mengutus KRT Tirtakusuma untuk membawa bantuan keuangan.
Sarikat
Islam berdiri di Solo pada tahun 1911. Ketuanya H Samanhudi. Bertindak dewan
penasihat adalah Hangabehi Paku Buwana XI.
Berdirinya Muhammadyah pada tahun 1912 juga berkat bantuan Hangabehi Paku Buwana XI. Bahkan beliau menunjuk Patih Sasradiningrat untuk menjadi ketua daerah Muhammadyah Surakarta.
Taman
Siswa yang berdiri tahun 1923 juga mendapat bantuan dari Hangabehi Paku Buwana
XI. Gedung gedung Karaton Surakarta digunakan untuk ruang belajar. Siswa yang
kurang mampu diberi beasiswa.
Tahun
1926 Nadhatul Ulama didirikan oleh KH Hasyim Asyari. Hangabehi Paku Buwana XI
pun turut memberi bantuan dana. Wajar jika cucu pendiri NU, KH Abdurrahman
Wahid kelak mendapat gelar dari Sinuwun Paku Buwana XII tahun 2001.
Pada
awal tahun 1945, kali ini Sinuwun Paku XI menjadi pelaku utama dalam kancah
pergerakan nasional.
Beliau
menggagas berdirinya lembaga BPUPKI.
Badan
penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI beranggota dari
tokoh yang tersebar dari pelosok nusantara. Pada umumnya mereka mewakili
lembaga, organisasi badan, komunitas adat dan keluarga kerajaan. Harapannya
negara yang terbentuk nanti akan bisa mewakili aspirasi segala komponen warga
bangsa.
B. Paku Buwana XI Membentuk BPUPKI
BPUPKI
dibentuk atas jasa Sinuwun Paku Buwana XI. Sumbangan kraton nusantara pada awal
berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia sangat besar. Semangan kebersamaan
tumbuh dengan kesadaran tinggi. Kraton nusantara itu menyumbangkan harta, jiwa,
gagasan, dan tenaga kepada pemerintah Republik Indonesia.
Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang pada 23 Mei 1945. Anggota
terdiri dari beragam golongan, profesi, ormas, orsospol dan swapraja dari
Sabang sampai Merauke. Sri Susuhunan Paku Buwono XI mengutus beberapa pembesar
kraton untuk terlibat dalam BPUPKI. Dari Kraton Surakarta tampil menonjol,
bahkan menjadi ketua. Yakni KRT Dr Radjiman Widyadiningrat.
Utusan
Karaton Surakarta Hadiningrat yang menjadi anggota BPUPKI bekerja sepenuh
hati.
1. KRT Dr. Radjiman Widyadiningrat
2. KRMA Sasradiningrat
3. KRMA Wuryaningrat
4. KGPH Suryahamijoyo
5. Mr. RM Panji Singgih
6. Prof. Dr. Mr. Supomo
7. Mr. KRT Wongsonagoro
8. Mr. RT Susanto Tirtoprojo
9. Mr. RP Suroso
10. Prof. Dr. H. Djajadiningrat
11. Mr. RM Sunaryo Mangunpuspito
12. R. Roeslan Wongso Kusumo
13. Mr. KRT Sastro Mulyono
14. Mr. KRT Hendro Martono
15. RMA Purbonagoro
Daftar
anggota BPUPKI itu bekerja atas SK Sinuwun Paku Buwana XI. Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai atau BPUPKI. Anggota BPUPKI di atas dirintis secara resmi oleh Kraton
Surakarta Hadiningrat.
Untuk
penugasan ditandatangani oleh Sri Susuhunan Paku Buwono XI. Mereka termasuk
bidan yang turut serta merintis berdirinya NKRI. Perjuangan mereka patut
dihormati. Sri Susuhunan Paku Buwono XI mempunyai hubungan baik dengan para
pembesar Jepang. Misalnya Laksamana Maeda kerap berkunjung ke Kraton Surakarta.
Laksamana
Maeda dijamu makan siang di Sasana Handrawina, dengan gamelan kehormatan
Carabalen. Tak lupa Prajurit Nyutra dengan busana warna warni. Pendek kata,
Laksamana Maeda merasa terhormat berkunjung ke Kraton Surakarta. Dari hubungan
pribadi yang amat erat ini, Paku Buwono XI titip agar anak buahnya bisa
terlibat aktif dalam BPUPKI.
Para
utusan Kraton Surakarta, terutama KGPH Suryohamijoyo usul supaya Kooti atau
Swapraja diakomodir oleh NKRI. Jangan sampai pemerintah RI mengabaikan sejarah.
Fakta bahwa negara republik yang didukung oleh swapraja hidupnya lebih makmur
dan tertata.
Sidang
pertama BPUPKI tanggal 28 Mei – 1 Juni 1945. Pada hari Senin 28 Mei 1945 pukul
11.00 bertempat di gedung Tyuroo Songi In. Upacara pembukaan dilakukan oleh PYM
Saikuo Sikikan. Tanggal 29 Mei 1945 pembicaraan tentang Dasar Negara Indonesia.
Tanggal 31 Mei membicarakan Daerah Negara dan Kebangsaan Indonesia.
Sidang
kedua BPUPKI atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dimulai lagi tanggal 10 Juli 1945.
Tempat di Gedung Tyuroo Songi In (Departemen Luar Negeri), membicarakan tentang
bentuk negara, wilayah negara.
Tanggal
11 – 16 Juli 1945 BPUPKI membicarakan persiapan penyusunan rancangan Undang
Undang Dasar dan Pembentukan Panitia Perancang Undang Undang Dasar. Pada
tanggal 18 Juli 1945 BPUPKI membuat laporan untuk PYM Gunseikan Kakka. Semua
anggota BPUPKI utusan Kraton Surakarta bekerja dengan sebaik baiknya.
C. Sidang BPUPKI Berduka
Sidang
BPUPKI dipimpin oleh KRT Dr. Radjiman Widyodiningrat. Saat itu sedang hangat
hangatnya membicarakan dasar dan falsafah negara. Tiba tiba Laksamana Maeda
mendekati pimpinan sidang. Beliau beserta dengan KRMA Sosrodiningrat, KRMA
Wuryaningrat dan KGPH Suryohamijoyo.
Hadirin
para peserta sidang kaget melihat KRT Dr. Radjiman Widyodiningrat merunduk
sambil sesenggukan menahan tangis. Matanya mbrebes mili.
Sidang
pun terpaksa diskors. Pimpinan Muhammadiyah yang bernama Ki Bagus Hadikusumo
maju ke mimbar. Lantas berujar Inna lillahi waina ilaihi roji’un.
Tuan
tuan Yang Mulia. Berita duka bahwa Kanjeng Sri Susuhunan Paku Buwono XI telah
dipanggil Allah SWT.
Berita
mangkatnya Raja Surakarta ini secara resmi diumumkan oleh Tuan Sosrodiningrat.
Kita semua merasa kehilangan seorang raja yang selalu mendukung pergerakan
nasional Indonesia.
Ki
Bagus Hadikusumo lantas memimpin doa, yang ditujukan untuk Kanjeng Sinuwun Paku
Buwono XI. Segenap peserta sidang BPUPKI hening senyap.
Mereka
selalu ingat bantuan Hangabehi PB XI sejak jaman Budi Utomo lahir sampai
terbentuknya BPUPKI. Sinuwun Paku Buwono XI surud ing kasedan jati pada hari
Sabtu Kliwon, 21 Jumadil Akhir tahun Ehe 1876 Saka. Wafatnya Paku Buwono XI
bersamaan dengan hari kelahiran Pancasila, yaitu 1 Juni 1945.
D. Biodata Anggota BPUPKI
1. Mr.
Abdul Abbas
Lahir 11 Agustus 1906 di Binjai
Sumatera Utara. Tamat Rechthoge School 1938. Pernah menjadi residen Lampung.
2. Dr.
M. Amir
Lahir 20 Januari 1900 di Talawi
Sawah Lunto Sumatera Barat. Lulusan Utrecht 1928. Pernah menjadi dokter pribadi
Sultan Langkat Tanjungpura.
3. Mas
Aris
Lahir 2 Januari 1901 di Kebumen.
Lulus MLS tahun 1924. Pernah menjadi mantri kehutanan di Bogor.
4. AR
Baswedan
Lahir 1908 di Surabaya. Mendirikan
Partai Arab Indonesia (PAI). Pernah menjabat sebagai Menteri Muda Penerangan
dan anggota Konstituante.
5. BPH
Bintoro
Lahir 2 Agustur 1912 di Yogyakarta.
Menempuh pendidikan di Universitas Leiden Belanda.
6. P.F.
Dahler
Lahir 21 Februari 1883 di Semarang.
Tahun 1929-1930 menjadi anggota volksraad mewakili Insulinde.
7. Agoes
Moechsin Dasaad
Lahir 25 Agustus 1905 di Sulu, Jolo,
Manila, Filipina. Bersekolah di Singapura. Pemimpin pabrik tenun Kancil Mas.
8. Ki
Hadjar Dewantara
Lahir 2 Mei 1889 di Pura Pakualaman
Yogyakarta. Mendirikan Perguruan Taman Siswa. Menjabat Menteri Pendidikan RI
pertama.
9. Prof.
Dr. KPH Husein Djajadiningrat
Lahir 8 Desember 1886 di Kramat Watu
Serang Banten. Lulus dari Universiteit Leiden tahun 1913. Menikah dengan KRAy.
Partini putri KGPAA Mangkunegoro VII.
10. RM
Margono Djojohadikoesoemo
Lahir 16 Mei 1894 di Purbalingga.
Lulus OSVIA 1911. Pendiri BNI 1946. Aktif dalam gerakan koperasi Indonesia.
11. Ki
Bagoes Hadikoesoemo
Lahir 1890 di Yogyakarta. Menempuh
pendidikan di Mekkah. Pengurus besar Muhammadiyah.
12. KH.
Abdul Halim
Lahir 17 Juni 1887 di Majalengka. Pendiri
Perikatan Ulama Indonesia dan perikatan Umat Islam 1943.
13. Anang
Abdul Hamidhan
Lahir 25 Pebruari 1909 di Rantau
Kalimantan Selatan. Lulus dari ELS Samarinda. Aktif sebagai wartawan.
14. Parada
Harahap
Lahir 15 Desember 1899 di Pargarukan
Sumatera Utara. Mendirikan surat kabar Pewarta Deli dan Benih Merdeka Medan
1919.
15. KH
Abdul Fatah Hasan
Lahir di Bojonegara Cilegon Banten.
Menempuh pendidikan di Fakultas Hukum di Al Azhar Kairo Mesir.
16. Teuku
H. Moehammad Hasan
Lahir 4 April 1906 di Pidie Aceh.
Menempuh pendidikan di Universitas Leiden. Menjabat sebagai Gubernur Sumatera
pertama.
17. KH.
Wachid Hasjim
Lahir 12 Pebruari 1913 di Jombang.
Menempuh pendidikan di Sekolah Agama lulus tahun 1927. Menjabat Menteri Agama.
18. Drs.
Mohammad Hatta
Lahir 12 Agustus 1902 di Bukit
Tinggi Sumatra Barat. Pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School). Menjabat
sebagai Wakil Presiden RI I.
19. Mr.
R. Hindromartono
Lahir 31 Desember 1908 di Gunem
Rembang. Lulus dari Rechts Hoogeschool diploma 1936. Menjabat sebagai Ketua
Gaspi.
20. R.
Oto Iskandardinata
Lahir 31 Maret 1897 di Bajongsoang
Bandung. Menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan.
21. R.
Abdul Kadir
Lahir 6 Juni 1906 di Binjai Sumatra.
Pendidikan OSVIA 1926. Menjabat sebagai Ambtenaar Inlandsch Bestuur Jatinegara.
22. Abdoel
Kaffar
Lahir di 14 Mei 1913 di Sampang
Madura. Pendidikan MULO 1929. Pekerjaan sebagai commandant 2 compagnie Barisan
I di Bangkalan.
23. Mas
Soetardjo Kartohadikoesoemo
Lahir 22 Oktober 1892 di Kunduran Blora.
Pendidikan OSVIA tahun 1911. Menjabat sebagai Pengurus Besar Naimubu.
24. RAA
Soemitro Poerbonegoro Kolopaking
Lahir 14 Juni 1887 di Papringan
Banyumas. Pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat Wedana Sumpiuh.
25. Prof.
Dr. R. Djenal Asikin Widjaja Koesoema
Lahir 7 Juni 1891 di Mononjaya
Tasikmalaya. Pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Pemimpin Rumah
Sakit Umum Negeri Jakarta.
26. Dr.
R. Soeleiman Effendi Koesoemaatmadja
Lahir 8 September 1898 di
Purwakarta. Menempuh pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Ketua
Pengadilan Negeri Indramayu.
27. Mr.
Johannes Latuharhary
Lahir 6 Juli 1900 di Saparua Ambon.
Pendidikan di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Advoc R.v.J. Surabaya.
28. Koen
Hian Liem
Lahir 1896 di Banjarmasin.
Pendidikan Sekolah Hukum di Jakarta. Pekerjaan sebagai Ketua Dewan direksi
Pewarta Surabaya.
29. R.Ng.
Siti Soekaptinah Soenarjo Mangoenpoespito
Lahir 28 Desember 1907 di
Yogyakarta. Pendidikan MULO 1926. Pekerjaan sebgai guru Taman Siswa Yogyakarta.
30. KH.
Mas Mansoer
Lahir 25 Juni 1896 di Surabaya.
Pendidikan Al Azhar Mesir. Menjabat sebagai pengurus besar Muhammadiyah
Yogyakarta.
31. Mr.
AA Maramis
Lahir 20 Juni 1897 di Manado
Sulawesi. Sekolah di Universitas Leiden 1931. Menjabat sebagai advocaat di
Semarang.
32. Dr.
R. Boentaran Martoatmodjo
Lahir 11 Januari 1896 di Loano
Purworejo. Sekolah di STOVIA. Pekerjaan sebagai Gouvernement Indische Arts
kantoor inspectie Semarang.
33. Mr.
Mas Besar Martokoesoemo
Lahir 8 Juli 1893 di Brebes. Sekolah
di Universitas Leiden. Pekerjaan sebagai pegawai pada Landraad Pekalongan.
34. KH.
Masjkoer
Lahir 30 Desember 1902 di Singasari
Malang. Menjabat sebagai Rois’aam PB Syuriah NU.
35. Sayuti
Melik
Lahir 25 Nopember 1908 di
Yogyakarta. Menempuh pendidikan di Sekolah Guru. Menjabat sebagai Pemimpin
Redaksi Surat Kabar Sinar Baru Semarang.
36. Ir.
R. Ashar Soetedjo Moenandar
Lahir 30 April 1914 di Siluwak
Sawangan (Batang). Sekolah di HBS tahun 1932. Bekerja pada Jawatan Pekerjaan
Umum Kerajaan Mangkunegoro.
37. Abdoel
Kahar Moezakir
Lahir 16 April 1907 di Gading
Yogyakarta. Pendidikan di Madrasah Da’roel Oelam al oeliyaa di Kairo.
38. R.
Asikin Natanegara
Lahir 23 Desember 1902 di Bogor.
Sekolah AMS Yogyakarta. Menjabat sebagai Pangreh Praja Jakarta.
39. Ir.
KP Mohammad Noor
Lahir 24 Juli 1901 di Martapura
Banjarmasin. Sekolah di MULO. Pekerjaan sebagai Hoofd kantor irigatie afdeling.
40. Tiang
Tjoei Oey
Lahir 1893 di Jakarta. Menjabat
sebagai Direktur Hong Po dari 1936-1942.
41. Tjong
Hauw Oey
Lahir 1904 di Semarang. Pendidikan
HBS. Sebagai anggota Komite Eksekutif Chung Hua Hui.
42. KP.
Andi Pettarani
Lahir 14 April 1903 di Gowa.
Pendidikan OSVIA. Menjabat sebagai Kepala Onder afdeling Bone.
43. R.
Abdoelrahim Pratalykrama
Lahir 10 Juni 1898 di Sumenep.
Sekolah di Bestuurschool 1929. Menjabat sebagai Asisten Wedono Pesongsongan.
44. Mr.
I Gusti Ketut Pudja
Lahir 19 Mei 1908 di Singaraja Bali.
Pendidikan Rechts Hoogeschool. Pekerjaan sebagai Giyozei Komon (Sunda Minseibu)
45. BPH
Poeroebojo
Lahir 25 Juli 1906 di Yogyakarta.
Sekolah di ELS. Pekerjaan : Giin Tyuuoo Sangi-in Jakarta.
46. Dr.
GSSJ Ratulangie
Lahir 5 Nopember 1898 di Tondano
Minahasa. Sekolah di ELS. Menjabat sebagai penasehat wisk, Bank Denis dan
perseroan pertanggungan jiwa Indonesia.
47. H.
Agoes Salim
Lahir 8 Oktober 1884 di Kota Gadang
IV Koto, Agam. Sekolah di HBS V. Menjabat sebagai Pemimpin Umum Penyadar .
48. Mr.
R. Samsoedin
Lahir 1 Januari 1908 di Sukabumi.
Sekolah di AMS Bandung. Bekerja sebagai Volontair Algemene Secretarie Bogor
1938.
49. H.
AA Sanoesi
Lahir: 18 September 1888 di Cantayan
Sukabumi. Menempuh pendidikan di pondok pesantren. Pekerjaan sebagai pengarang
buku Agama Islam.
50. Mr.
RAy. Maria Ulfah Santoso
Lahir 18 Agustus 1911. Sekolah di
Universitas Leiden. Pekerjaan di kantor Regent schap Kabupaten.
51. Mr.
RM Sartono
Lahir 5 Agustus 1900 di Wonogiri.
Sekolah di Universitas Leiden. Menjabat sebagai Ambtenaar ter beschikking.
52. Dr.
Samsi Sastrawidagda
Lahir 13 Maret 1894 di Solo. Sekolah
HIS. Sebagai anggota pengurus Partai Nasional Indonesia di Bandung.
53. Mr.
R. Sastromoeljono
Lahir 16 Oktober 1898 di Kudus.
Sekolah di Universiteit Leiden. Menjabat sebagai Hakim Kooto Haain.
54. Mr.
R. Panji Singgih
Lahir 17 Oktober 1894 di Malang.
Sekolah di Universitas Leiden. Pekerjaan advoc. Surabaya.
55. Mr.
R. Kasman Singodimedjo
Lahir 25 Pebruari 1908 di Kalirejo
Purworejo. Pendidikan di STOVIA. Bekerja sebagai guru MULO.
56. Mr.
R. Ahmad Soebardjo
Lahir 23 Maret 1897 di Krawang.
Pendidikan di Universitas Leiden. Bekerja sebagai advocat.
57. R.
Soedirman
Lahir 24 Desember 1890 di Semarang.
Pendidikan di Diploma Groot notaris II. Bekerja di Dinas Bea dan Cukai.
58. Ir.
Soekarno
Lahir 6 Juni 1901 di Surabaya.
Pendidikan di HLS 1921. Menjabat sebagai Presiden Pertama Republik Indonesia.
59. Mr.
R. Iwa Koesoema Soemantri
Lahir 31 Mei 1899 di Ciamis.
Pendidikan di Universitas Leiden. Bekerja sebagai advocat.
60. Prof.
Dr. Mr. Soepomo
Lahir 22 Januari 1903 di Sukoharjo.
Pendidikan di Universitas Leiden. Bekerja sebagai a.t.b landr Yogyakarta.
61. RMTH
Soerjo
Lahir 9 Juli 1895 di Magetan.
Sekolah di OSVIA. Menjabat sebagai Bupati Magetan.
62. Ir.
R. Rooseno Soerjohadikoesoemo
Lahir 8 Agustus 1908 di Madiun.
Pendidikan di Technische Hoogeschool 1932. Bekerja di Bouwbureau Bandung.
63. KGPH
Soerjohamidjojo
Lahir 13 Oktober 1905 di Solo.
Sekolah MULO 1923. Menjabat sebagai pelindung PPBBS (Perikatan Perusahaan Batik
Boemi Poetra Soerakarta).
64. R.
Panji Soeroso
Lahir 3 Nopember 1893 di Porong
Sidoarjo. Sekolah Kweekschool. Bekerja sebagai pegawai kantor irrigatie
Probolinggo.
65. Mr.
R. Soewandi
Lahir 31 Oktober 1898 di Ngawi.
Sekolah di Groot-notaris 1923. Menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Academici
Indonesia.
66. Drs.
KRMH Sosrodiningrat
Lahir 1 Desember 1902 di Solo.
Pendidikan di Universitas Leiden. Menjabat Patih Kraton Surakarta.
67. Mr.
Eng Hoa Tan
Lahir 1907 di Semarang. Sekolah di
HBS 1925. Sebagai anggota BPUPKI.
68. Mr.
Mas Soesanto Tirtoprodjo
Lahir 3 Maret 1900 di Solo.
Pendidikan di Universitas Leiden. Bekerja sebagai voorz. Landg Kediri.
69. Ir.
RMP Soerachman Tjokroadisoerjo
Lahir 30 Agustus 1894 di Wonosobo.
Sekolah di HBSV 1915. Menjabat sebagai asistent pada afdeling Nijverheid Hanel.
70. R.
Abikoesno Tjokrosoejoso
Lahir 15 Juni 1897 di Ponorogo.
Sekolah di Polytechnisch Institut verklaring 1923. Menjabat sebagai pimpinan
Sarekat Islam 1917-1919.
71. Dr.
KRT Radjiman Wedyodiningrat
Lahir: 21 April 1879 di Yogyakarta.
Sekolah STOVIA. Bekerja sebagai dokter.
72. RAA
Wiranatakoesoema
Lahir 8 Agustus 1888 di Bandung.
Sekolah di OSVIA. Bekerja sebagai Juru Tulis Wedana Tanjungsari.
73. R.
Soekardjo Wirjopranoto
Lahir 5 Juni 1903 di Kasugihan
Cilacap. Sekolah di Procureur Raad van Justitie Surabaya. Menjabat sebagai
Pemimpin Surat Kabar Asia Raya.
74. Dr.
Soekiman Wirjosandjojo
Lahir 19 Juni 1896 di Sewor Solo.
Sekolah di STOVIA. Menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia di Negara
Belanda.
75. R.
Roeslan Wongsokoesoemo
Lahir 15 Oktober 1901 di Tanah Merah
Sampang Madura. Sekolah di BAS (Burgelijk Avond School). Menjabat sebagai
pengurus besar Parindra.
76. Mr.
KRT Wongsonagoro
Lahir 20 April 1897 di Solo.
Pendidikan di Rechtshorge School 1939. Menjabat sebagai Komisaris pengurus
pusat Parinda.
77. Mr.
KRMT Woerjaningrat
Lahir 12 Maret 1885 di Solo. Sekolah
ELS Surakarta. Menjabat sebagai ketua Boedi Oetomo dan Parindra.
78. Mr.
Muhammad Yamin
Lahir 23 Agustus 1903 di Sawahlunto
Sumatra Barat. Besan Mangkunegoro VIII dan menjabat sebagai Menteri Kehakiman.
79. Drs.
Tjwan Bing Yap
Lahir 31 Oktober 1910 di Solo. Tamat
dari Universitas van Amsterdam. Aktif dalam Gerakan Rakyat Baru.
E. Jasa Paku Buwana XI.
Kiprah
Sinuwun Paku Buwana XI dalan kancah perjuangan memang beraneka ragam. Jasa
beliau bagi bangsa dan negara sungguh berlimpah ruah. Tokoh dunia memberi
pengakuan. Layak sekali jasa dan perjuangan Paku Buwana XI dikenang sepanjang
masa.
Nasihat Saikoo Sikikan
Hadirin yang terhormat!
Kemerdekaan Indonesia adalah suatu
bukti yang nyata tentang tujuan perang suci sekarang ini, yang timbulnya memang
berdasarkan cita-cita yang gilang gemilang yang diciptakan semenjak berdirinya
Negara Dai Nippon.
Akan tetapi usaha untuk mendirikan
Negara Merdeka yang baru bukanlah usaha yang mudah, lebih lebih lagi jika tidak
dengan jalan mempelajari, menyelidiki, dan merencanakan dengan saksama dan
teliti segala usaha untuk meneguhkan kekuatan pembelaan, dan soal soal yang
menjadi dasar Negara, maka sudah barang tentulah bahwa pekerjaan mulia dalam
pembentukan Negara Merdeka di kemudian hari, tak akan mempunyai pokok dasar
yang kukuh dan teguh.
Pada hari ini, bertempat di ruangan
ini mulai dilakukan langkah pertama dalam pekerjaan Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai
untuk menyelidiki serta merencanakan dasar usaha itu dengan sedalam dalam dan
seteliti telitinya.
Berhubungan dengan itu maka saya
mempunyai pengharapan besar pada Badan ini dan tuan-tuan Giin hendaklah
menginsafkan dalam hati sanubari tuan-tuan betapa penting dan beratnya kewajian
tuan tuan untuk menyelesaikan usaha yang semulia itu sehingga tercatatlah
peristiwa yang cemerlang ini dalam riwayat pembentukan Negara Indonesi Merdea.
Jakarta, tanggal 28, bulan 5, tahun
Syoowa 2 (2605) – (1945)
Saikoo Sikikan
Nasihat Gunseikan
Tuan-tuan yang terhormat!
Saya merasa sangat gembira, karena
pada hari ini “Badan Untuk Menyelidiki Usaha usaha Persiapan Kemerdekaan” akan
mulai menjalankan pekerjaannya serta melakukan suatu langkah yang besar dalam
sejarah mendirikan Negara Indonesia.
Pembentukan Badan ini bermaksud
menyelenggarakan pemeriksaan dasar tentang hal hal yang penting, rancangan
rancangan dan penyelidikan penyelidikan yang berhubungan dengan usaha
mendirikan Negara Indonesia Merdeka yang baru. Dengan jalan demikian akan dapat
disampaikan bahan bahan perundingan yang banyak dan saksama kepada Badan
Penetapan Putusan Yang Terakhir.
Kalau kita meninjau bermacam macam
hal di daerah yang dinamakan Indonesia, serta memikirkan kedudukan Pulau Jawa
ini, maka kewajiban badan ini di tanah Jawa dan cara untuk menjalankan usaha
usahanya akan jelaslah dengan sendirinya.
Jika sesuatu bangsa hendak
meneguhkan dasar kemerdekaannya, maka ia harus mempunyai keyakinan diri untuk
sanggup membela negara sendiri dan juga mempunyai kekuatan yang nyata sebagai
bangsa. Oleh karena itu, pada tingkatan yang sekarang ini, bangsa Indonesia
terlebih dahulu harus insyaf akan keyakinan dirinya dan kegiatan hatinya untuk
memelihara tenaga bagi melangsungkan peperangan ini.
Berhubung dengan syarat-syarat dasar
untuk Negara Merdeka yang baru, maka tuan tuan sekalian harus memajukan diri
dalam usaha penyelidikan dan pemeriksaan tentang soal-soal tadi dan demikian
juga tentang soal soal agama. Saya berharap supaya tenaga pembelaan dan tenaga
rakyat diperkuat dan dimajukan tidak buat sekarang saja, tetapi juga seterusnya
untuk kemudian hari sesudah bangsa Indonesia merdeka untuk kebahagiaannya. Saya
mempunyai harapan yang besar sekali tentang hasilnya badan ini.
Mendirikan Negara Indonesia berarti
terlepasnya bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan yang hina selama ± 300
tahun di bawah pemerintahan Belanda dan mendirikan suatu Negara pada tanah yang
subur, yang telah bebas dan yang diwarisi turun temurun dari nenek moyang,
untuk bangsa Indonesia.
Serta pula berarti mendirikan suatu
negara yang merdeka dihadapan musuh untuk memenuhi kewajiban sebagai negara
yang berdasarkan budi pekerti yang luhur, yaitu sebagai suatu mata rantai dalam
Lingkungan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya, akan melaksanakan cita cita
1000 juta bangsa bangsa di Asia Timur Raya.
Dengan demikian, maka bangsa
Indonesia yang akan menyelesaikan pekerjaan suci itu untuk mendirikan Negara,
harus insaf tentang keadaan peperangan pada masa ini dengan sungguh sungguh dan
tentang kewajiban pembelaan yang penting penting serta harus mengingat pula
akan kebahagiaan dan kemajuan yang sedang dilimpahkan kepada bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, janganlah bangsa
Indonesia sempit pemandangannya dan jangan memikirkan kepentingan Indonesia
saja.
Saya berharap masing masing anggota
hendaklah mengingat kehendak pihak rakyat yang ingin mempersatu padukan
tenaganya dan insaf akan arti yang sebetul betulnya tentang mendirikan Negara
Baru ini sehingga dengan jalan demikian dapat menjadikan kewajiban yang suci
ini.
Jakarta, tanggal 28, bulan 5, tahun
Syoowa 20 (2605) – (1945)
Gunseikan
Ucapan Perayaan dari Jenderal
Itagaki
Hadirin yang terhormat!
Saya sangat gembira karena saya
dapat menghadiri upacara pembukaan “Badan untuk menyelidiki usaha-usaha
persiapan kemerdekaan” pada hari ini.
Negara Indonesia yang akan
dibangunkan adalah satu mata rantai yang kokoh kuat dalam lingkungan kemakmuran
bersama di Asia Timur Raya, dan kewajibannya dalam usaha pembelaan Asia Timur
adalah sangat penting sekali.
Saya harap tuan-tuan sekalian
menginsafkan tentang kewajiban tanah Jawa bagi seluruh Indonesia dengan sedalam
dalamnya dan melaksanakan persiapan pembangunan negara agar supaya jangan
sampai mengecewakan. Maka dengan jalan demikian akan memperoleh bantuan dari
pihak masing masing negara dan bangsa di Asia Timur Raya.
Jakarta, tanggal 28 bulan 5 tahun
Syoowa 20 (2605) – (1945)
Rikugun Taisyoo
Itagaki Seisiroo
Para
pembesar Jepang yang mendukung berdirinya NKRI bersahabat erat dengan Sri
Susuhunan Paku Buwono XI. Misalnya saja Laksamana Maeda bertukar pikiran
tentang masalah peradaban dunia. Pembesar Jepang mengagumi kebudayaan yang
dikembangkan oleh Kraton Surakarta Hadiningrat.
Usulan
Sinuwun Paku Buwana XI, agar BPUPKI dipimpin oleh Dr Radjiman Wedyodiningrat.
Cita cita besar telah terwujud. Yakni usaha untuk mendirikan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Atas
jasa Sinuwun Paku Buwana XI, BPUPKI terbentuk. Lembaga ini yang mempersiapkan
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Raja Karaton Surakarta
Hadiningrat menjadi pejuang utama.
Oleh Dr Purwadi M.Hum
Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara – LOKANTARA,
hp. 087864404347
Tidak ada komentar:
Posting Komentar