Rangkaian acara nyewu berlanjut di makam Imogiri. Pelaksanaan pada hari Minggu Paing, 30 Juli 2023. Abdi dalem, sentana dan pangageng Kraton Surakarta Hadiningrat siaga ing gati, sawega ing dhiri. Upacara berlangsung sesuai dengan paugeran yang sudah turun tumurun.
Kaswargan Imogiri yang menjadi tempat peristirahatan GKR Sekar Kencono sungguh istimewa. Kompleks makam satu ruang dengan Sinuwun Paku Buwono XII dan Kanjeng Ratu Ageng.
Lantas terdapat juga makam KGPH Haryo Mataram, KGPH Kusumoyudo, GKR Galuh Kencono dan GKR Retno Dumilah.
Kondur ing tepet suci, manjing ing suwarga jati.
Nalika sugeng asma GRAy Koes Handariyah. Kang ibu bernama KRAy Pradapaningrum. Garwa Sahandap Sampeyan dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sri Susuhunan Paku Buwono XII. Narendra gung binathara mbahu dhendha nyakrawati, ber budi bawa laksana, ambeg adil paramarta, memayu hayuning bawana. Memerintah Karaton Surakarta Hadiningrat tahun 1945 - 2004.
Raja Surakarta pertama kali di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 1 September 1945. Pemerintah mengangkat sebagai Jenderal tituler Paku Buwono XII. Uang, emas, kuda, kereta, senjata, kereta, tanah, kebun, pabrik gula dan harta benda berharga diserahkan kepada NKRI. Bahkan raja Surakarta ikut aktif dalam Konferensi Meja Bundar atau KMB. Satu nampan emas disumbangkan untuk biaya delegasi Indonesia.
Perjuangan Sinuwun Paku Buwono XII dilanjutkan oleh GKR Sekar Kencono. Pada tanggal 16 September 2011 naskah dukungan Karaton Surakarta pada RI dibaca oleh GKR Sekar Kencono. Saat itu dalam rangka pagelaran sendratari ramayana di pelataran Candi Prambanan. Warga abdi dalem Pakasa dari Subosuka Wonosraten: Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, Wonogiri, Sragen, Klaten hadir lengkap, jangkep genep genah.
Pembacaan naskah historis ini bersama GKR Galuh Kencono, GKR Sekar Kencono dan GKR Wandansari. Rasa haru terasa menyatu. Rasa bangga merasuk dalam jiwa. Seolah olah perjuangan leluhur bersemi kembali.
Sesaji upacara dikelola abdi dalem purwo kinanthi. Melati rinonce, dupa, ratus, garu rasamala ditata rapi. Bangsal palereman berfungsi untuk transit para pendherek ritual. Bangunan berbentuk joglo limasan kembar saling berhadapan. Wit nogosari teduh ngrembuyung.
Gapura makam kompleks kaping sedasan tiga tingkat. Gawang mirip candi gagrag Jawa Timuran, dengan tengah winangun stupa Borobudur. Siang itu hawa segar, angin berhembus sumilir. Langit biru berselimut awan tipis. Abdi dalem pria menempati bangsal palereman sisih wetan. Busana kebesaran yang dikenakan terdiri dari blangkon, samir, beskap hitam, nyamping, stagen, sabuk epek. Tak lupa bross radya laksana, sebagai lambang Kraton Surakarta.
Para abdi dalem putri mengenakan jarik, stagen, pinjung, kemben, gelung sanggul. Tanpa alas kaki. Berkalung samir. Penampilan abdi dalem bersinar terang mrebawani. Tugas dilaksanakan dengan penuh penghayatan. Beteng yang mengelilingi merupakan pagar warna hitam dengan struktur bangunan yang kokoh dan serasi.
Tingkat gapura pertama boleh dikata pelataran makam. Bangsal palereman dilengkapi ruang ganti. Cadangan busana ditata rapi. Bisa digunakan sewaktu waktu. Abdi dalem yogiswara siap memberi pelayanan, sesuai dengan gawa gawe.
Gapura tingkat dua terletak lebih tinggi. Pepohonan tumbuh dengan asri. Gapura tingkat ketiga berundak pundak. Untuk bisa masuk ke tingkat tiga diperlukan tenaga ekstra. Badan mesti sehat kuat.
Nyewu GKR Sekar Kencono diikuti Ndoro Bobby. Dalam adat Kraton Surakarta bergelar BRM Suryo Manikmoyo. Priyayi gagah pideksa, sembada wiratama. Tampan nan menawan. Putra tunggal GKR Sekar Kencono aktif mendampingi KGPH Hangabehi. Pendamping setia putra mahkota atau Pangeran Pati.
Selaku pimpinan acara yakni GKR Wandansari, pangageng Sasana Wilapa dan ketua Lembaga Dewan Adat. Hadir pula GKR Timur, putri Sinuwun Paku Buwono XIII. Mantan anggota DPD RI periode 2009 - 2019 yakni GKR Ayu Koes Indriyah. Putri Sinuwun Paku Buwono XII gesit lincah menganyam anggunnya peradaban di Tanah Jawa.
Untuk mengenang GKR Sekar Kencono sungguh sangat tepat. Dulu kuliah di Fakultas Kedokteran UGM. Pernah kost di Demangan Yogyakarta. Kisah perkuliahan di kampus Bulaksumur layak untuk dijadikan rujukan. Putri raja berkuliah menjadi bintang kampus.
Doa puji pangastuti dilakukan ulama yogiswara. Tahlil tahmid takbir tasbeh berkumandang khusyuk. Ibarat bremara mbrengengeng. Suara kumbang di tengah malam. Madya ratri dhedhep tidhem premanem.
Purna tata cara berarti ngijing makam juga selesai. Foto gambar GKR Sekar Kencono begitu agung anggun.
Oleh : Dr Purwadi SS M.Hum.
Ketua LOKANTARA, Lembaga Olah Kajian Nusantara. Hp 087864404347
Tidak ada komentar:
Posting Komentar