Kamis, 21 September 2023

Ki Ageng Wonosobo, Pendiri Kabupaten Wonosobo

A. Rembugan Budaya. 

Aktivitas budaya berlangsung di Kabupaten Wonosobo pada hari Kamis, 21 September 2023. Dengan didampingi oleh sarjana linuwih, Endro Ismanu SS, alumni sastra Jawa UGM acara kebudayaan berjalan gancar lancar. Keturunan Ki Ageng Wonosobo ini memang priyayi sembada wirotama linuwih dan terpilih. Bagus alus lan besus. 

Hadir Prof Dr Endang Nurhayati M.Hum. Ahli linguistik Jawa ini pakar dalam bidang kebahasaan. Budaya Jawa meliputi unggah ungguhing basa, kasar alusing rasa, jugar genturing tapa. 

Taburan keluhuran hidup demi mengutuhkan nilai kemanusiaan. Pakar antropologi Prof Dr Suwardi, M.Hum memberi pencerahan yang terkait dengan local wisdom. Dr Afendy Widayat M.Phil dengan dibantu Mas Hasan selalu menawarkan gagasan keutamaan. Amemangun karyenak tyasing sesama. 

Wonosobo dilingkupi alam yang asri anglam lami. Dari segala sudut tampak pemandangan yang indah permai. Gunung Dieng merupakan kawasan wisata yang terkenal. Puncak Dieng kerap didatangi oleh Sang Hyang Jagad Girinata untuk menaburkan anugerah agung. Bersama Batara Narada, Indra, Bayu dan Brama, para pembesar kayangan sering melakukan sidang kadewatan. 

Keberadaan gunung Sumbing di Wonosobo digunakan untuk pusat pemujaan. Pada tahun 771 Raja Samaratungga mengadakan tata cara spiritual kerajaan di puncak gunung Sumbing. Megeng napas mbendung swara. Lenggah saluku tunggal, sajuga kang sinidhikara. 

Gunung Sindara tempat semedi Pramoda Wardani pada tahun 807. Pembangun candi Borobudur ini selalu menyusun program kerajaan Mataram Prayoga bertempat di kota Wonosobo. 

Produk unggulan Wonosobo sangat handal. Teh made in Wonosobo digunakan sebagai suguhan utama saat perpindahan ibukota Mataram dari Plered ke Kartasura. Pada tahun 1677 Sinuwun Amangkurat Amral mengundang petani teh untuk berpromosi. Para tamu Kraton Kartasura begitu puas dan suka gembira. 

Minuman teh Wonosobo juga menjadi suguhan khas pada tanggal 20 Pebruari 1745 di Surakarta. Sinuwun Paku Buwana II memindahkan ibukota Mataram dari Kartasura ke Surakarta. Teh Wonosobo menguasai hidangan istana. 

Atas saran Patih Sosrodiningrat, sidang BPUPKI pada tanggal 23 Mei - 1 Juni 1945 juga menyuguhkan teh Wonosobo. Anggota BPUPKI merasa lega dan bangga. Presiden Soekarno tiap hari minum teh Wonosobo. Juga Presiden Soeharto gemar dengan teh Wonosobo sejak tahun 1967, saat menjamu tamu negara. 

B. Sejarah Wonosobo. 

Kearifan lokal digali dari perspektif historis dan kultural. Misalnya tentang sejarah Kabupaten Wonosobo. Perlu ditelusuri asal usulnya. Tokoh penting bernama Ki Ageng Wonosobo. Pendiri Kabupaten Wonosobo masih keturunan Prabu Brawijaya raja Majapahit. Ayahnya bernama Ki Ageng Getas Pendawa.

Kerajaan Majapahit dilanjutkan kerajaan Demak Bintara tahun 1478. Ki Ageng Tarub menjadi penasihat kerajaan. Pernikahan Ki Ageng Tarub dengan Dewi Nawangwulan melahirkan Dewi Nawangsih. Setelah dewasa Nawangsih menikah dengan Raden Bondhan Kejawan atau Lembu Peteng. Putra Prabu Brawijaya ini terkenal sakti mandraguna. Trahing kusuma rembesing madu. Kuat drajat pangkat semat. 

Prosesi perkawinan adat Jawa cukup legendaris. Orang Jawa meniru tata cara pernikahan dengan mencontoh Ki Ageng Tarub. Saat malam midodareni dan siraman, terlebih dahulu dengan upacara pasang tarub. Yakni janur yang dianyam indah. Orang menyebut bleketepe.

Trah Majapahit mengalami masa kejayaan. Rumah tangga yang dijalankan Nawangsih dengan Raden Bondhan Kejawan penuh dengan kawibawan kawidadan. Lahir Ki Ageng Getas Pendhawa. Lantas berputra Ki Ageng Wonosobo, Ki Ageng Ngerang dan Ki Ageng Sela.

Joko Tingkir membangun kerajaan Pajang pada tanggal 24 Juli 1546. Trah Ki Ageng Tarub berperan besar. Jalur Ki Ageng Ngerang menurunkan Ki Ageng Penjawi. Bupati Pati ini berputra Kanjeng Ratu Waskithajawi yang menjadi permaisuri Panembahan Senapati. Pendiri Mataram pada tanggal 20 Juli 1579 ini lestari menurunkan raja raja Jawa.

Ki Ageng Sela menurunkan Ki Ageng Enis. Sesepuh Laweyan ini menurunkan Ki Ageng Pamanahan. Ayah Panembahan Senapati ini merupakan perintis berdirinya Kerajaan Mataram. Istri Ki Ageng Pamanahan bernama Nyi Ageng Sabinah, putri Ki Ageng Wonosobo. Lahir Danang Sutawijaya atau Ngabehi Loring Pasar. Kelak menjadi raja Mataram bergelar Panembahan Senapati.

Sedang Ki Ageng Wonosobo merupakan pendiri Kabupaten Wonosobo. Berputra Ki Ageng Juru Martani dan Nyi Ageng Sabinah. Ki Ageng Juru Martani seorang yang bijak bestari. Nanti turut membidani lahirnya Kerajaan Mataram. Pada masa awal Kerajaan Mataram, Juru Martani berprofesi sebagai penasihat utama. 

Jelas sekali bahwa Panembahan Senapati raja Mataram adalah cucu kandung Ki Ageng Wonosobo. Ki Ageng Juru Martani yang menjadi konsultan Mataram menurunkan Patih Mandaraka. Perdana Menteri Mataram umumnya dijabat oleh keturunan Ki Ageng Wonosobo. Misalnya Patih Sindurejo, Patih Pringgalaya, Patih Mangkupraja dan Patih Sasradiningrat. 

Ahli tata praja, birokrasi dan pemerintahan Mataram selalu diambil dari trah Ki Ageng Wonosobo. Akademi Pemerintahan Mataram berdiri di Wonosobo. Kurikulum disusun di daerah Paremono Muntilan Magelang. Dipimpin oleh Ki Ageng Karotangan. 

Kegiatan budaya bertempat di Wonosobo sungguh bermakna dalam. Para ahli Jawa berkumpul untuk memberi pencerahan.

Hawa Wonosobo yang sejuk memberi semangat untuk terus menjunjung tinggi warisan nenek moyang. Masyarakat Jawa diharapkan senantiasa seger, bleger, kober, bener, pinter.

Oleh : Dr Purwadi SS M.Hum.

Ketua LOKANTARA, Lembaga Olah Kajian Nusantara.

Hp 087864404347

Tidak ada komentar:

Posting Komentar