Tanggal 24 Nopember 2023 sanggar Pustaka laras mengadakan sarasehan. Hadir dari Surabaya, Kediri, Madiun. Berkumpul di Yogyakarta untuk memahami konsep guyub.
Ayo kanca ayo kanca,
Ngayahi pakaryan praja.
Kono kene kono kene,
Gotong royong nyambut gawe.
Lila lan legawa kanggo mulyane negara.
Paguyuban beragam bentuk. Orang Jawa mengatakan bahwa wayang merupakan wewayangane ngaurip. Penuh dengan ajaran perlambang kehidupan. Wayang penuh dengan nilai simbolik. Lambang cipta rasa karsa.
Konsep guyub dirembug terus. Sarasehan Wayang di daerah Karangmalang Yogyakarta. Arti filosofis Wayang diulas dengan jelas tegas tuntas. Menelisik peran Wayang dalam penyebaran agama di tanah Jawa.
Bebrayan Jawi cinta kerukunan. Para wali menggunakan Wayang sebagai media dakwah. Kesenian wayang sangat disukai oleh masyarakat Jawa. Sejak jaman Kraton Demak Bintoro tahun 1478.
Misalnya saja. Sunan Kalijaga ahli seni budaya. Cerita wayang terkenal dengan lakon jamus Kalimasada. Akulturasi budaya mewarnai pagelaran wayang purwa.
Teladan utama. Alkisah cerita yang digelar di Kasultanan Demak Bintoro.
Prabu Yudistira memiliki pusaka Kalimasada Jati. Atas saran Prabu Kresna dan Prabu Baladewa, supaya datang Kraton Demak. Raden Patah bisa menjelaskan makna pusaka milik Ummat Negeri Amarta.
Tujuan mulia untuk Ummat Amarta itu dihalangi oleh Kurawa. Patih Sengkuni menghasut peguron ilmu hitam di Nusakambangan. Penguasa makhluk halus dikerahkan untuk mengganggu babaran Kalimasada di Masjid Agung Demak.
Cerita jalma linuwih. Sunan Kalijaga memberi wejangan keummatan serta ilmu makrifat kepada para Pandawa. Agar proses pengajaran Kalimasada berjalan lancar.
Bertempat di Masjid Agung Demak, makna Kalimasada dilakukan oleh Raden Patah Jimbun Sirullah Syah Alam Akbar. Kalimasada adalah dua kalimat Syahadat. Ini masalah rasa jati.
Kesempurnaan amal sholeh Prabu Yudistira, setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Makna dihayati dengan sepenuh hati. Pendawa berubah menjadi insan kamil yang siap berdarma bakti buat kemaslahatan ummat bangsa dan negara.
Sangkan paraning dumadi. Urutan cerita dakwah yakni cerita pedalangan disajikan dengan mengutamakan unsur tuntunan tontonan dan tatanan.
Asal mula kehidupan di dunia. Jejer Neger Amarta. Wayang Puntadewa, Werkudara, Arjuna, Nakula, Sadewa. Kresna, Baladewa.
Gending ayak, talu, kabor. Keagungan dalam upacara.
Lambang kemegahan dan kehormatan. Kedhatonan Dwarawati
Setyaboma, Jembawati, Rukmini, Cantik, Limbuk.
Gending ayun ayun. Makna untuk menyongsong masa depan.
Persiapan untuk masa depan. Paseban Jawi Kurawa. Wayang Sengkuni, Dursasana, Durmagati, Citraksa, Citraksi, Kartamarma, Jayadrata, Aswatama. Gending srepeg nem. Simbol adanya rasa.
Cancut taliwan dengan semangat juang. Budhalan
Kereta, rampogan, kuda. Gending tropong bang. Paugeran harus dipatuhi.
Cobaan selalu datang. Adegan Nusakambangan.
Wayang : Mahadiyu, Padasgempal, Rambutgeni, Galiyuk, Buta Terong, Dhemit.
Gending jamong, singa nebak. Pantang untuk menyerah.
Berguru pada jalan linuwih. Pesantren Kadilangu.
Sunan Kalijaga, Abimanyu, Semarang, Gareng, Petruk, Bagong, cantrik. Gendhing bondhet. Suasana hening.
Perselisihan antara kebaikan dan keburukan. Perang Kembang . Cakil, Togog, Bilung, Abimanyu. Gending kumuda. Lambang gerak cepat.
Ada alam khusus. Kayangan Junggring Salaka. Bathara Guru, Narada, Bayu, Yamadipati, Wisnu.
Gendhing Pangkur barang. Pemahaman atas makna.
Meditasi spiritual di Masjid Kraton Demak. Raden Patah, Yudistira, Kresna, Baladewa.
Gending singa singa. Itulah makna babahan hawa sanga.
Contoh guyub cerita wayang sungguh tepat. Babaran Kalimasada dan makna dua kalimat Syahadat. Gending ayak pamungkas. Pesan eling lan waspada.
Wali Sanga melakukan dakwah dengan jalan damai. Unsur kebijaksanaan sangat diutamakan. Wayang atau wewayangane ngaurip merupakan wahana syiar agama yang berhasil di tanah Jawa.
Jaman Demak, Pajang dan Mataram seni wayang wayang selalu hadir. Sebagai sarana sosialisasi nilai luhur tradisional.
Sri Mangkunegara VIi membuat balungan ringgit purwa tahun 1915. Dalang wayang purwa makin dinamis dan kreatif. Dakwah yang mengutamakan kebijaksanaan.
Konsep guyub dalam budaya Jawa terkait dengan keselarasan. Yakni guyub rukun ayem tentrem lahir batin.
Oleh: Dr Purwadi, M.Hum.
Ketua LOKANTARA, Lembaga Olah Kajian Nusantara.
HP 087864404347
Tidak ada komentar:
Posting Komentar