Pasuruan dalam Lintasan Sejarah
Dalam lintasan historis sesungguhnya Kabupaten Pasuruan selalu menempati posisi strategis. Dari waktu ke waktu masyarakat Pasuruan selalu memberi sumbangan buat majunya peradaban.
Nilai luhur mendasari segala gagasan, tindakan dan pekerjaan. Demi menganyam format kehidupan yang agung dan anggun.
Kejayaan Kabupaten Pasuruan dijabarkan dalam prasasti Sukci. Pada masa raja Empu Sindok memimpin kerajaan Medang Wetan pernah mengadakan kegiatan di daerah Kejayan Pasuruan. Sebagian besar pembangunan candi Prambanan ditangani oleh orang Kejayan Pasuruan.
Oleh karena hubungan raja Empu Sindok terjalin amat akrab. Aktivitas Kenegaraan ini terjadi pada tanggal 19 September 929. Tenaga ahli dari Kejayan dulu sering digunakan untuk melakukan pembangunan candi di Jawa Tengah.
Perhatian raja Empu Sindok kepada masyarakat Pasuruan diteruskan oleh Prabu Darmawangsa Teguh tahun 985.
Raja Darmawangsa Teguh sering datang di kaki gunung Penanggungan untuk menulis kitab Adiparwa. Raja Medang Wetan ini mendirikan pertapan Prasada dan Pawitra sebagai hadiah buat masyarakat di Cunggrang dan Bawang. Daerah ini kelak menjadi tempat pengembangan sastra budaya.
Pada masa pemerintahan Prabu Airlangga tahun 1051 wilayah Pasuruan menjadi kediaman Patih Narotama. Sebetulnya kepatihan Kraton Kahuripan sebelumnya di wilayah Sidoarjo. Dipilihnya Pasuruan sebagai kantor patih dalam rangka memudahkan kordinasi dengan wilayah bang wetan. Terutama untuk memberikan pelayanan yang terbaik buat masyarakat Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi dan Blambangan.
Saat kerajaan Majapahit berkuasa, Bangil Pasuruan dijadikan tempat pendidikan rohani.
Prabu Hayamwuruk kerap datang ke Bangil untuk membina strategi teritorial. Kakawin Negara kertagama yang melukiskan Pasuruan ditulis oleh Empu Prapanca tahun 1354. Kawasan Prigen Tretes berada di kaki gunung Arjuno dan Gunung welirang. Cocok untuk menulis leluhur Prabu Hayamwuruk yang berasal dari Pasuruan dan Lumajang. Mereka adalah pertapa dan kesatria yang mulia.
Prabu Hayamwuruk adalah raja besar yang arif bijaksana. Konsep Bhinneka Tunggal Ika diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wilayah Pasuruan yang menganut berbagai kepercayaan pun dilindungi dan dihormati.
Tahun 1359 sudah bersemi kegiatan syiar Islam yang dilakukan oleh Syekh Subakir Al Jaelani. Kerajaan Majapahit memberi subsidi bantuan untuk pembinaan rokhani. Syekh Subakir Al Jaelani dibantu mendirikan Pondok pesantren Insanul Makmur di daerah Winongo Pasuruan. Gotong royong dan toleransi sudah menjadi tradisi.Jaman kerajaan Demak Bintara dan Pajang wilayah Pasuruan masih setingkat kawedanan.
Pasuruan secara administrasi di bawah binaan Kadipaten Surabaya. Usulan untuk mendapatkan status Kabupaten tetap alot. Pemekaran baru terlaksana pada jaman Sultan Agung Hanyokro Kusumo tahun 1613. Status Kabupaten Pasuruan resmi diberikan kepada Pasuruan. Hanya saja, tetap dalam bayang bayang Kadipaten Surabaya yang diperintah oleh Pangeran Pekik, keturunan Sunan Ampel.
B. Berdirinya Kabupaten Pasuruan.
Penelusuran sejarah untuk mendapatkan hikmah kebijaksanaan.
Berdirinya Kabupaten Pasuruan secara resmi terjadi pada jaman kerajaan Mataram islam. Bupati pertama Kabupaten Pasuruan dijabat oleh Tumenggung Darmoyudo l tahun 1613 - 1632. Lantas dilanjutkan oleh Tumenggung Darmoyudo ll tahun 1632 - 1646. Keduanya dilantik oleh raja Mataram, Kanjeng Sultan Agung Hanyokro Kusumo.
Dinasti Kabupaten Pasuruan berganti pada Bupati Onggojoyo l tahun 1646 - 1663. Diteruskan oleh Bupati Onggojoyo ll tahun 1663 - 1684. Kedua bupati Pasuruan ini dilantik oleh Sri Susuhunan Amangkurat Tegal Arum, raja Mataram yang beribukota di Plered.
Kepemimpinan Kabupaten Pasuruan berlangsung pada tahun 1684. Kerajaan Mataram beribukota di Kartasura. Rajanya bernama Sri Susuhunan Amangkurat Amral. Pasuruan dipimpin oleh tokoh legendaris Bupati Untung Suropati. Gelarnya Kanjeng Raden Tumenggung Wironegoro l. Untung Suropati adalah cucu raja Banten, Sultan Ageng Tirtayasa. Menikah dengan Raden Ayu Gusik Kusuma. Beliau putri patih Cirebon, Patih Nerangkusuma. Untung Suropati diangkat sebagai pejabat elit militer Mataram.
Anak Untung Suropati menggantikan ayahnya dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung Wironegoro ll tahun 1705-1709. Rajanya adalah Sri Susuhunan Amangkurat Mas. Pergeseran kekuasaan di Pasuruan mengikuti pusat kekuasaan Mataram. Ini wajar saja.
Sejak tahun 1708 kerajaan Mataram diperintah oleh Kanjeng Sinuwun Paku Buwono l.
Bupati Pasuruan dipegang oleh Sayid Sulaiman dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung Darmoyudo lll. Pelantikan dilakukan pada hari selasa pahing, tanggal 20 September 1712. Pada saat ini kabupaten Pasuruan mendapat status otonomi penuh. KRT Darmoyudo lll menjadi bupati Pasuruan tahun 1712 - 1725.
Jaringan Kabupaten Pasuruan dengan Kewalian dan Kerajaan Jawa. Kanjeng Sinuwun Paku Buwono l adalah raja Karaton Mataram yang beribukota di Kartasura.Beliau melantik Sayid Sulaiman sebagai Bupati Pasuruan tanggal 20 September 1712. Sayid Sulaiman adalah Sayid Abdur Rahman, saudara Aryo Pangiri, Bupati Glagahwangi. Beliau masih cucu Sultan Demak Bintoro.
Pangeran Aryo Pangiri menjabat bupati Glagahwangi masa kerajaan Pajang dipimpin oleh Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijoyo. Saat kecil Aryo Pangiri diasuh oleh Ratu Kalinyamat. Beliau menikah dengan Siti Kholifah, putri Kanjeng Sunan Giri Kedhaton.
Adik Siti Kholifah, yakni Siti Fathonah menikah dengan Sayid Abdur Rahman. Dengan demikian, Sayid Sulaiman masih terhubung kemenakan bupati Glagahwangi.
Raden Mas Sayid Sulaiman pernah belajar kepada Sunan Kalijaga di Kadilangu Demak. Juga belajar pada Sunan Gunung Jati di Cirebon. Sehabis belajar di kota perantauan, beliau kembali bersama orang tua. Kebetulan Sayid Abdur Rahman dan Siti Fathonah mengasuh Pondok Pesantren Sidogiri.
Atas usul Pangeran Aryo Pangiri dan Siti Kholifah, Sayid Sulaiman dijodohkan dengan putri Sunan Ampel. Namanya Siti Hidayah. Adik Pangeran Pekik, Bupati Surabaya ini terkenal putri yang pintar, cekatan, trampil, ramah, pemurah, Sholehah, berbakti dan rajin. Cocok berjodoh dengan Sayid Sulaiman. Pasangan yang ideal.
Berdasarkan garis keturunan itu, Sayid Sulaiman memiliki legitimasi yang lengkap. Pada dirinya mengalir darah kerajaan Banten, Cirebon, Demak dan Pajang. Kerajaan ini mewarisi bakat eksekutif di Tanah Jawa. Pengalaman memerintah ini sangat penting. Dari sisi spiritual Sayid Sulaiman memiliki jaringan Kewalian Giri dan Kewalian Ampel.
Inilah alasan utama Sinuwun Paku Buwono l dan depan kerajaan Mataram meminta Sayid Sulaiman untuk menduduki jabatan bupati Pasuruan tahun 1712 - 1725. Jalur umara dan jalur ulama memudahkan proses kepemimpinan di Kabupaten Pasuruan.
Pikiran, ucapan dan tindakan Sayid Sulaiman yang menjabat bupati Pasuruan memberi nuansa momong, momor, momot. Yakni suasana persuasif, komunikatif, akomodatif. Semua lapisan sosial menerima Sayid Sulaiman atau Kanjeng Raden Tumenggung Darmoyudo lll . Prinsip yang diajarkan adalah rahmatan lil Alamin. Seluruh rakyat hidup ayem tentrem.
C. Jasa Besar Bupati Pasuruan.
1. Tumenggung Darmoyudo I, 1613 - 1632. Dilantik pada masa kerajaan Mataram Plered. Rajanya bernama Sinuwun Sultan Agung Hanyokro Kusumo.
2. Tumenggung Darmoyudo II, 1632 - 1646. Dilantik pada masa kerajaan Mataram Plered. Rajanya bernama Sinuwun Sultan Agung Hanyokro Kusumo.
3. Tumenggung Onggojoyo I, 1646 - 1663. Dilantik pada masa kerajaan Mataram Plered. Rajanya bernama Sinuwun Amangkurat Tegal Arum.
4. Tumenggung Onggojoyo II, 1663 - 1684. Dilantik pada masa kerajaan Mataram Plered. Rajanya bernama Sinuwun Amangkurat Tegal Arum.
5. Untung Suropati atau Tumenggung Wironegoro l, 1684 - 1705. Dilantik pada masa kerajaan Mataram Kartasura. Rajanya bernama Sinuwun Amangkurat Amral.
6. Tumenggung Wironegoro II, 1705 - 1709. Dilantik pada masa kerajaan Mataram Kartasura. Rajanya bernama Sinuwun Amangkurat Mas.
7. Tumenggung Wironegoro III, 1709-1712. Dilantik pada masa kerajaan Mataram Kartasura. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono l.
8. Tumenggung Darmoyudo III, 1712 - 1725. Dilantik pada masa kerajaan Mataram Kartasura. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono l.
9. Tumenggung Darmoyudo IV, 1725 - 1743. Dilantik pada masa kerajaan Mataram Kartasura. Rajanya bernama Sinuwun Amangkurat Jawi.
10. Tumenggung Wongsonagoro, 1743 - 1751. Dilantik pada masa kerajaan Mataram Kartasura. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono ll.
11. Adipati Aryo Notodiningrat I, 1751 - 1779. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono lll.
12. Adipati Aryo Notodiningrat II, 1779 - 1799. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono lll.
13. Adipati Aryo Notodiningrat III, 1799-1721 dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono IV.
14. Adipati Aryo Notodiningrat IV, 1821 - 1853. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono V.
15. Adipati Aryo Notodiningrat V, 1853-1887. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya VII, bernama Sinuwun Paku Buwono.
16. RMAA Darkosoegondo I, 1887-1901. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono lX.
17. RMAA Darkosoegondo II, 1901-1916. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono X.
18. RMAA Soejono, 1916-1929. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono X.
19. RMAA Darkosoegondo III, 1929 - 1931. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono X.
20. Tumenggung Bowodiman, 1931-1933. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono X.
21. RAA Harsono, 1933-1936. Dilantik pada kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono X.
22. Tumenggung Aryo Hoepoediyo, 1936-1945. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sinuwun Paku Buwono X.
23. R. Soedjono 1945-1947. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
24. RT Doedarmo, 1747-1749. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
25. RT Soediman Hadiatmojo, 1949-1950. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
26. R. Soentoro, 1950-1951. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
27. Said Hidayat, 1956-1957. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
28. Koesno Soeroatmodjo, 1957-1959. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
29. R. Mahmoed, 1959-1960. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
30. R. Ismaoen Danoesastro, 1960 - 1966. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
31. H. Moech. Amirudin, 1966 - 1968. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
32. H. Moehsin Moefti, 1968 - 1973. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
33. Kol. Moeljono Hardjomartojo, 1973-1978. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
34. Djlitheng Soejoto, 1978-1988. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
35. Drg. HM. Sihabuddin, 1988-1993. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
36. R. Saputro, 1993 - 1998. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
37. H. Dade Angga SH, 1998 - 2003. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Habibie.
38. Jusbakir Aljufrie, 2003-2008. Wakil bupati, muzamil Syafrie, SH. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Megawati.
39. H. Dade Angga, 2008-2013. Wakil bupati, Drs H Eddy Paripurna. Dilantik pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
40. HM Irsyad Yusuf SE, 2013 - sekarang. Wakil bupati, HM Riang Kulup Prayuda.
Hubungan dengan Karaton Surakarta Hadiningrat, pernah disambung oleh Bupati Jusbakir Aljufri tahun 2007. Beliau mendapat gelar KRT Hadiwijoyo. Karaton Surakarta Hadiningrat lantas berkunjung ke pendopo Kabupaten Pasuruan bersama GKR Galuh Kencono, GKR Retno Dumilah dan GKR Wandansari. Hadir pula KPH Dr Wirobumi SH.
Terjalinnya sejarah Karaton Surakarta Hadiningrat dengan, pemerintah daerah Pasuruan, semoga peradaban makin kokoh. Rum kuncaraning bangsa, dumunung ing luhuring budaya.
Pasuruan selalu memberi sumbangan buat pengembangan peradaban.
Oleh : Dr Purwadi M.Hum. Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara – LOKANTARA, hp. 087864404347
Tidak ada komentar:
Posting Komentar