Rabu, 29 November 2023

PUSAKA SEBAGAI SIMBOL KEKUASAAN RAJA

A. Turunnya  pusaka kerajaan. 

Kekuasaan Jawa sesungguhnya bersifat magis. Simbol politik hadir besama benda mistik misalnya keris Kyai Plered. Pusaka kraton diperoleh dalam dengan lelaku. 

Pusaka kerajaan merupakan sumber legitimasi kekuasaan. Hari Rabu, 29 Nopember 2023 dilakukan sarasehan. Tema pokok tentang arti penting kekuasaan dalam lintasa peradaban Jawa. Peserta pemuda dan mahasiswa yang cinta budaya nasional. 

Identitas naratif sungguh bermakna. Nilai lokal Jawa digunakan untuk memperkokoh jatidiri bangsa. Maka diadakan kajian kearifan lokal. Bertempat di Karangmalang. Kajian ilmiah dengan analis data yang terarah. Hubungan kekuasaan dengan mistik memang erat. 

Politik selalu terdapat rivalitas. Misalnya analisis terhadap pagelaran wayang. Lakon wahyu Cakraningrat digelar di sasana suwema Kraton Surakarta. Tepat pada hari yang cerah. Pasugatan seni edi peni, budaya adi luhung. Kegiatan ini diikuti oleh segenap praktisi budaya. Posisi juru nujum berperan sentral. Pitutur biar hidup teratur.

Rivalitas politik menyangkut beragam pelaku. Wewarah biar hidup terarah. Bagi orang Jawa lakon wahyu Cakraningrat berguna untuk memberi legitimasi kekuasaan. Wahyu lambang anugerah yang bersifat sosio magis. Gagasan tentang politik kekuasaan berhubungan erat dengan faktor adi kodrati. 

Pitutur luhur bagi masyarakat. Perlu kajian tentang kearifan lokal. Cakraningrat bermakna roda yang memutar dunia. Kekuasaan dengan efektif dalam mempengaruhi corak kehidupan. Abang ijo negara gumantung panguasa. Cakra adalah roda berputar. Ningrat adalah jagat raya. Dunia raya merasa bahagia. Konsep kepemimpinan politik tradisional. 

Politik bertumpu pada regulasi. Desa mawa cara, negara mawa tata. Dalang mulai pagelaran dengan gending ayak talu. Peringatan hari ulang tahun  paguyuban Kraton dipusatkan di sasana sumewa. Semua anggota yang berasal dari pelosok sama hadir. Pisowanan agung berlangsung sejak pagi. Puksur myang suling pandhen daludak. Simbol memberi makna. 

Bendera berkibar kibar. Hadir saking sajuru juru. Wadya bala kumpul ing sajuru juru. Para abdi dalem berasal dari Malang, Blitar, Sidoarjo, Surabaya, Nganjuk, Kediri, Trenggalek, Madiun, Ponorogo, Ngawi dan Tuban. Termasuk abdi dalem yang berdomisili di Jawa Timur. Reyog Ponorogo ditampilkan oleh warga Magetan. Pentas juga jaran kepang. Enjing bidhal gumuruh. Pakaryan negari. Sanggar pamelengan. Adegan ngobong dupa berada di sanggar pamelengan. Kukuse dupa kumelun. Minyak jebat kasturi, kembang dan menyan menyelimuti halaman pagelaran. Praktek kekuasaan bercampur mistik. 

Ahli spiritual memberi petuah. Bopo sesepuh memimpin ritual ndadi. Kendang, kempul, gong, Bonang, ketipung bersamaan dengan suara selompret. Tambur bendhe beri sami arebut papan. Gumreget gumregut gumregah. Proses politik melibatkan japa mantra. 

Kerajaan memerlukan legitimasi. Instrumen kerajaan dipilih agar bernuansa megah indah. Gelar wayang dengan gending patalon membuat wibawa seni pakeliran. Reyog dengan kendang batangan ageng. Ongkrek bambu berfungsi sebagai kethuk seselan. Rinengga gendhing dolanan begitu merdu. Dhadhak merah berjumlah sembilan. Arak arakan melampaui Kori kamandungan, lawang gapit, dalan kaliurang, pagelaran, alun alun, gladhag, balai kota. Berputar kembali ke halaman sasana sumewa yang dibangun oleh Sinuwun Paku Buwana III pada tahun 1752. Cocok dengan gending kabor yang menggambarkan suasana yang Agung. Wibawa dan widada. Lambang kebesaran simbol legitimasi. 

Strategi politik berjalan penuh mistis. Bubaran dengan segala keagungan. Ladrang gleyong menandai bubaran pasewakan agung. Topeng ireng pentas dengan sangat atraktif. Kesenian persembahan dari abdi dalem Boyolali. Ereng ereng gunung Merapi berkembang seni tari Topeng ireng. Iringan mirip jathilan. Busana gumebyar pating kerlip. Lampu blencong seolah olah wayang menjadi hidup. Budaya adi luhung warisan nenek moyang. Kekuasaan diturunkan berdasarkan konsep etika tradisional. 

Japa mantra memiliki daya spiritual. Sigrak dan gunyak. Lancaran gambuh laras pelog pathet nem selaras dengan adegan buka celuk. Baik jaranan maupun reyog selalu menyajikan penari jathil. Pakaian khas jathil yang pas naik kuda kepang. Gerak lemah gemulai menawan hati. Bujang ganong lincah. Menari dengan menyelipkan gerakan mbanyol. Lelucon dengan gerak ciri khas bujang ganong. Kapalan diiringi dengan gending ladrang kalongking. Ternyata hewan pun menambah rasa wibawa. Kharisma dalam politik sungguh penting. Terpancar wibawa pusaka. 

B. Upacara Ritual Kenegaraan. 

Simbol pusaka Negara memerlukan ritual magis. Bala tentara simbol politik. Trampil rikat trengginas sebagai seorang prajurit. Budhalan cocok diiringi dengan gending tropong bang. Siang wisuda warga Kraton segera dimulai. Bermula dari kasentanan yang diikuti oleh sentana. Sesebatan meliputi Kanjeng Raden Arya, Kanjeng Raden  Riya Arya dan Kanjeng Pangeran. Untuk bupati, wedana, panewu, mantri, lurah dan jajar menempati pagelaran. Tepat berada di sebelah utara sitihinggil. Jejer dengan janturan negeri diringi gending kabor. Alunan gending yang mengagungkan kerajaan. Manunggaling kawula gusti. 

Paham politik terkait aspek supra natural. Tontonan yang berfungsi untuk pencerahan. Tuntunan hidup dalam jagad pakeliran. Civitas akademika turut wisuda. Yaitu akademisi yang berasal dari Universitas Terbuka. KRT Bambang Warto Hadinagoro secara khusus datang dari KPID Jakarta. Moment khusus ini disertai dengan istri dan ketiga anak. Sebagai anggota komisi penyiaran Indonesia daerah Jakarta, KRT Bambang Warto Hadinagoro siap melaksanakan gawa gawe. Bidang penyiaran diharap makin berkembang dan bermutu. Kajian pedalangan memuat aspek logika etika estetika, cipta rasa karsa. Keselarasan antara jiwa dan raga. Curiga manjing warangka. 

Nujum kerajaan berperan sentral. Kyai Yasadipura pujangga kenamaan. Tentang Ngelmu kasampurnan dalam lakon Dewaruci. Abdi dalem dari Jepara dipimpin langsung oleh KRA Bambang Hadiningrat. Kian hari kian maju ngrembaka. Kualitas dan kuantitas mencorong pantas. Dari Joglo Hadipuran Sukodono Tahunan Jepara, Pakasa Nguntara Praja mendapat simpati dan empati. Bregada musik pesisiran terdengar megah meriah. Rata rata barisan anak muda. Wahyu Cakraningrat bertaburan di wilayah pesisir. Keserasian antara darat dan laut. Politik maritim sejak dulu kala. 

Mersudi pusaka Jawa. Legitimasi politik berdasarkan wahyu. Wedharan moral spiritual penting untuk dihayati. Lakon wahyu lambang keberuntungan. Untuk abdi dalem yang tersebar di Jawa Tengah sangat penting. Dari Semarang, Kudus, Puwodadi, Pati, Blora, Kebumen, Cilacap, Magelang dan Banjarnegara. Kawasan subosuka wonosraten. Akronim dari Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten. Wilayah ini pendukung utama Kraton Surakarta yang berdiri sejak tanggal 20 Pebruari 1745. Wahyu keprabon turun di dhusun Sala. Seni edi peni yang menyajikan rasa jati. Antropologi politik menjelaskan makna kekuasaan. 

Pandangan magis mistis. Wejangan hidup digelar dalam seni. Pentas lakon wahyu Cakraningrat berkaitan dengan suksesi politik. Sebetulnya paguyuban kawula Kraton Surakarta ini berdiri pada tahun 1931. Pada jaman Sinuwun Paku Buwana X Ingkang Minulya saha Wicaksana. Tiap tahun diperingati. Turut menyertai paguyuban putri narpa yang dipimpin oleh GKR Timur. Putri sulung Sinuwun Paku Buwana XIII ini kedhapuk pengageng keputren. Adegan keputren dalam pewayangan bisa mengambil dari serat candrarini. Kawanitan diajarkan buat keluhuran budi. Emansipasi politik wanita. 

Mistik kekuasaan raja bersumber dari piwulang. Tri prakawis, Guna kaya purun diterangkan dalan serat tripama. Penganugerahan serat kekancingan ini juga diberikan oleh KGPH Hangabehi. Putra mahkota Kraton Surakarta ini sembada wirotama. Sering rialat mahas ing ngasepi. Mesu budi ing Panggung Sangga Buwana. Manunggaling kawula gusti. Aspek spiritual memang utama dalam politik. 

Kalenggahan berkat pusaka. Jabatan yang berhubungan dengan aspek magis. Wulangan yang berguna untuk ketajaman hati. Ringgit purwa sedalu natas digelar. Peringatan ulang tahun atau ambal warsa Pakasa ke 92 boleh dibilang gancar lancar. Suguhan soto sedap segar adi mirasa. Kuwah melimpah duduh cocok dimakan sambil duduk lesehan. Sekedar obat lelah. Arak arakan yang bersamaan dengan car free day cukup menguras energi. Soto ayam dengan lauk tahu tempe lempeng cukup bisa memulihkan raos sayah. Segelas teh manis diunjuk bersama rekan pakasa antar daerah jelas lezat nikmat. Alunan gending talu begitu terasa sakral. Piwulang disampaikan dengan penuh perlambang. Misalnya payung kerajaan. 

Songsong gilap payung agung merupakan lambang pusaka kejayaan. Lambang itu selalu hadir dalam kearifan lokal. Sesaji lengkap tersedia dalam pagelaran wayang. Pawang hujan Kraton berdoa sejak pagi. Panuwunan terkabul. Pakasa yang dipimpin oleh KPH Dr Wirabhumi SH memiliki sesepuh supra natural yang sakti mandraguna. Langit biru terang benderang. Awan cleret bunder menghias angkasa raya. Angin sumilir. Sejuk. Panas berkurang. Suka gembira. Sama sama riang senang. Tokoh panakawan memberi hiburan segar. Kanggo sangu urip kang becik. Regulasi sebagai bahan acuan. Pusaka Jawa diatur dalam paugeran. 

C. Paugeran Politik Jawa. 

Pusaka tanah Jawa demi keselamatan. Adanya regulasi memang perlu. 

Wulang wuruk kearifan lokal. Pagelaran wayang cukup menghibur.  GKR Wandansari pantas berbahagia. Pengageng Sasana Wilapa kersa nenggani ngestreni pasugatan warga Trenggalek dan Kediri. GKR Koes Indriyah yang pernah bertugas sebagai DPD RI paring pa nyengkuyung. Seniman jaran kepang makin girang. Pengayoman dari Kraton Surakarta tiap tahun mengundang untuk pentas. Berlangsung sampai pukul 17 menjelang petang. Sigrak dan gumyak. Perlu gambaran wewayangane ngaurip. Makna yang sangat dalam. Paugeran dalam sambung srawung. 

Simbiosis politik dan mistik Jawa. Alat tradisional mengandung kearifan. Wayang merupakan simbol kehidupan yang dinamis. Pada malam harinya dipentaskan wayang kulit. Lakon wahyu Cakraningrat. Menggambarkan suasana suksesi damai. Tontonan tuntunan dan tatanan berjalan beriringan. KRAT Edi Basuki Montro Hadinagoro dari Baturetno Wonogiri memberi panyandra. Kesenian merupakan sarana untuk menjalankan ilmu laku. Kebetulan abdi dalem yang pensiun mantri guru ini ahli pawukon dan petungan. Laboratorium yang dikelola terdapat gambar ragam wayang. Pitutur luhur makin sempulur. Perlu adanya koneksi kekuasaan. 

Aspirasi politik berdasarkan kepentingan. Paham tradisional teruji di lapangan. Wahyu Cakraningrat sekaligus doa buat keselamatan buat negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat dari segala penjuru serba murah sandang pangan papan, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja. Cita cita sosial masyarakat Jawa. Barangkali juga di seluruh kawasan nusantara. Persatuan dan kesatuan Indonesia. Kejayaan untuk negeri. 

Bela negara atau Nasioanisme perlu dipupuk. Butir-butir kearifan lokal tersebar dari Sabang sampai Merauke. Lakon wahyu Cakraningrat begitu bermakna. Pemilik hajad mendapat legitimasi. Anugerah drajat pangkat semat mesti selamat. Sluman slumun Slamet. Kanugrahan diharap berlangsung turun temurun.Perubahan sosial mesti terjadi. Lelaku untuk meraih gegayuhan. 

Mersudi pusaka kenegaraan. Rivalitas politik antara Samba, Lesmana dan Abimanyu. Samba dan Lesmana tidak kuat godaan. Abimanyu dengan tekat kuat bisa memperoleh wahyu Cakraningrat. Simbol bahwa gegayuhan perlu lelabuhan. Berakit- rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit- sakit dahulu, bersenang -senang kemudian. Amanat itu masih cocok. Pepatah luhur itu selaras dengan pesan amanat lakon Wahyu Cakraningrat. Generasi muda memperoleh suri tauladan yang utama. Pusaka selalu dirawat dengan baik. 

Pusaka lambang keagungan kekuasaan. Kearifan lokal untuk keperluan global. 

Globalisasi dipermudah dengan hadirnya teknologi informasi. Kearifan lokal bisa membuat keseimbangan. Ekuilibrium antara makrokosmos dengan mikrokosmos. Jagat gumelar sinartan jagat gumulung. Legitimasi moral merupakan sumber kekuasaan spiritual Jawa. Pusaka bagi pemegang kekuasaan merupakan sipat kandel.

Oleh: Purwadi

Ketua LOKANTARA, Lembaga Olah Kajian Nusantara. Hp 087864404347

Tidak ada komentar:

Posting Komentar