Sabtu, 16 Desember 2023

Pendadaran Adat Budaya Jawa

Pendadaran siswa sanggar pambiwara berlangsung di bangsal smarakata. Bertepatan pada hari Sabtu Legi, tanggal 16 Desember 2023 pukul 19. Peserta dari Semarang, Blitar, Madiun, Malang dan Salatiga. Berisi tentang adat istiadat budaya Jawa. 

Pangarsa sanggar pambiwara mulai dengan sambutan pambagya raharja. Acara pertama dengan melantunkan sekar megatruh 3 pada. Kadang siswa wajib untuk menghafal gendhing macapat. KPH Radityo Lintang Sasongko cukup cekap cakap. Sehari hari dipanggil Drs Bambang Irawan yang mengajar di UNS. 

Pambagya minulya diberikan oleh Pangageng Sasana Wilapa Kraton Surakarta. GKR selama ini memberi udhu suku panemu. Sejak tahun 1993 pasinaon tata basa, unggah ungguh, ngadi salira, ngadi busana maju terus. Ngrembaka, tumangkar, urip ing saindhenging nusantara. Tokoh Kraton ini memimpin langsung menejemen kebudayaan yang bersumber dari tradisi leluhur.

Tema pokok yang dibahas tentang tata cara pahargyan manten. KRA Bdayaningrat ahli adat istiadat manten Jawa mumpuni dalam memberi tafsir filosofis. Priyayi Sala yang akrab dipanggil Kanjeng Yus ini sering mengutip kitab Jawa klasik. Berjudul babad ila ila. 

Wulangan wejangan wedharan diuraikan berdasarkan fakta kultural historis. Tafsir filosofis mengenai malam midodareni diterangkan gamblang terang wijang. Pasang bleg ketepe dikaitkan dengan kisah Ki Ageng Tarub tanggal 4 Mei 1468.

Prabu Brawijaya raja Majapahit memiliki putra bernama Bondan Kejawan atau Lembu Peteng. Menikah dengan Dewi Nawangsih putri Ki Ageng Tarub. Berhubung rumahnya kecil dan sempit, maka ruangan ditambah dengan emperan blarak. Hiasan janur diambil dari pohon kelapa. Jatuh berbunyi blek. Lantas dipepe. Maka disebut bleketepe. 

Turun temurun tradisi yang diwariskan oleh Ki Ageng Tarub dilestarikan. Terutama oleh trah Mataram yang berdiri pada tanggal 20 Juli 1579. Panembahan Senopati menambah gendhing kodhok ngorek untuk mengiringi upacara manten temu. Prosesi dilakukan atas dasar tepa palupi yang diberikan oleh Ki Ageng Sela, Ki Ageng Nis, Ki Ageng Giring, Ki Ageng Pamanahan. Tepa palupi untuk memegang teguh budi prayogi. 

Ketawang wigaringtyas mengiringi pranata adicara. Gendhing laras pelog pathet nem. Berkumandang ngebaki bangsal smarakata. Suasana sunyi hening merbawani. Juru pambiji berbusana jawi jangkep beskap putih. Sedangkan para peserta pendadaran berbusana beskap warna hitam. Blangkon, samir, radya laksana, nyamping, stagen, keris ladrang. Duduk lesehan, andheku amarikelu.

Pakem baku tata cara adat kejawen perlu dipelajari. Improvisasi liar tanpa pengetahuan sungguh sangat merugikan. Apalagi terlibat gaya juragan. Bisa merusak paugeran baku. Persaingan bebas ritual adat dapat memporak porandakan tatanan. Sanggar pambiwara sudah berjalan lebih dari 30 tahun sudah menata pelaksanaan upacara adat Jawa.

Kesungguhan sanggar pambiwara membuahkan hasil. Praktisi adat Jawa sadar arti penting budaya yang utuh tangguh ampuh. Kebudayaan nasional pada masa depan makin ngrembaka, mencar gilar gilar, wibawa mulya widada.

oleh: Purwadi. 

Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara, LOKANTARA. 

Hp 087864404347





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar